Selasa, Mei 06, 2008

Keluarga : Remaja Tak Bahagia Berisiko Depresi


PERASAAN tidak bahagia bisa menyebabkan depresi bagi seseorang. Kenali gejala sejak dini untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Gejala depresi bisa menjadi masalah bagi remaja. Hasil survei membuktikan lebih dari seperempat remaja berusia 14-16 tahun mengaku depresi. Psikiater anak menyarankan jika anak-anak yang mengalami perasaan sedih, sebaiknya para orangtua segera mengatasi masalah tersebut.

Kendati demikian, spesialis kesehatan mental dewasa menyatakan, anak-anak yang mengalami perasaan sedih meski tidak teratur kemungkinan tidak akan depresi. Namun, para psikiater mengingatkan agar tidak mengabaikan kesehatan mental anak-anak.

Kepala Masyarakat Eksekutif Bob Reitemeier menyatakan, gejala gangguan mental pada anak sering diabaikan. "Mulai saat ini, sebaiknya mendeteksi dini kesehatan mental anakanak," ujarnya.

Saat ini, kesehatan mental anak tidak menjadi fokus perhatian orangtua. Pada 2007, berdasarkan catatan UNICEF yang membandingkan antara anak-anak di Inggris dengan Eropa, meski Inggris merupakan negara berkembang, anak-anak di sana mempunyai pendidikan yang rendah serta tidak bahagia dan sehat. Secara keseluruhan, sebanyak 27 persen menjawab kuesioner setuju dengan pernyataan "Saya sering mengalami depresi".

Berdasar survei News round, beberapa anak merasakan depresi akibat tekanan dari sekolah, teman sekelas. Selain itu, harapan keluarga yang terlalu tinggi juga menjadi faktor penyebab depresi lainnya.

Sementara itu, tujuh dari sepuluh anak-anak tampak bagus dan menjalani diet secara teratur. Karena itu, orangtua harus membesarkan hati anak-anak agar mereka mau berbicara tentang perasaannya.

Psikiater dari Institute of Psychiatry Profesor Stephen Scott mengungkapkan, walaupun hanya satu anak yang mengalami gangguan mental, sebaiknya menjadi urusan "semua orang".

"Dukungan dari orangtua sangat penting. Kendati demikian, sekolah juga memegang peranan penting karena kini tersedia layanan mengatasi gangguan tersebut. Namun, hal itu masih membutuhkan waktu dan tenaga profesional," tutur Scott.

Sementara itu, Ketua Eksekutif Sane Marjorie Wallace menyatakan, satu dari 10 remaja mengalami gangguan mental. Kemudian, seperempat dari mereka juga rentan mengalami depresi.

"Hasil penemuan ini sangat penting untuk mengenali anak dan remaja mengalami gangguan mental sehingga dapat diberikan perawatan dalam stadium awal," ujar Wallace.

Tidak ada komentar: