Selasa, April 29, 2008

Buku Masak : Melacak Warisan Rasa Tempo Doeloe


Ada gulai babat, lindung cah fumak, lumpia udang, lontong opor, es krim spaghetti hingga es teler yang semuanya dijamin enak. Sudah teruji oleh waktu karena hingga generasi ketiga tetap terjaga kualitas rasanya. Ingin mencicipinya sambil menelusuri lorong waktu? Simak dulu buku yang satu ini!

Buku setebal 96 halaman ini berjudul 'Tempat Makan Jakarta Tempo Doeloe' ini diluncurkan hari Jum'at, 29 Februari yang lalu. Yang menjadi sangat istimewa buku mungil ini merupakan hasil karya anggota komunitas Jalansutra. Sebuah milis yang beranggotakan para penyuka makan dan jalan-jalan yang dikomandani oleh Bondan Winarno.

Di halaman pengantar dari Bondan Winarno menyatakan soal 'kecerdasan rasa' yang perlu dimiliki untuk bisa menilai suatu makanan. Kecerdasan rasa inilah yang merupakan keunggulan para anggota milis Jalansutra yang menysusun buku ini. Tentu saja buku ini ditulis berdasarkan review yang dilakukan secara 'in cognito' oleh mereka sehingga hasilnya dijamin lebih obyektif.

Jakarta kini memang sudah dipenuhi oleh hiruk-pikuk aneka makanan. Tak hanya yang berasal dari berbagai daerah di tanah air tetapi juga dari berbaga negara. Pokoknya mau makan apa saja bisa di Jakarta ini. Bagaimanakah nasib rumah makan, restoran atau warung makan yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Mampukah mereka bersaing dengan hiruk-pikuk makanan yang mengepung Jakarta? Jawabannya memang terulas lengkap dalam buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rumah dari kelompok Kompas Gramedia.

Buktinya Gado-Gado Bonbin dan Taman Sari tetap bisa menyajikan racikan gado-gado dengan pakem seperti puluhan tahun silam, sama dengan yang diwarisi dari generasi sebelumnya. Bukan hanya rasa bumbu yang pas tetapi juga suasana atau setting restoran yang nyaris tak berubah selalu memanggil orang untuk singgah kembali. Tak berbeda dengan Soto Mie Tanah Abang dan Soto Padang St.Mangkuto yang tak pernah berubah untuk menambah jenis hidangan. Tetap fokus dengan satu hidangan dengan racikan yang nyaris abadi.

Demikian juga dengan resto yang punya banyak pilihan makanan seperti resto Trio, resto Angke atau rumah makan Pondok Djaja. Nyaris semua hidangan unggulan tetap memiliki rasa dan penampilan yang sama. Hasilnya 6 orang generasi muda yang cinta makanan yang menulis buku ini masih bisa merasakan kehebatan cita rasa masa lalu itu. Lengkap dengan point plus minus dan komentar para pencicipnya. Petualangan para penulis juga merambah hingga ke jenis minuman hingga kue-kue. Misalnya, es kopi, es campur dan es teler buatan Sinar Garut, es krim olahan Ragusa serta es kelapa yang selalu jadi andalan Binatu An. Minuman bersoda dan cokelat pun tak luput dari pengamatan penulis.

Hanya sayang setelah dipatok dengan judul 'Jakarta Tempo Doeloe' ternyata terselip juga makanan di daerah Cibinong dan Bogor (Tape Uli dan Laksa). Padahal masih ada beberapa tempat makan 'jadoel' lain di Jakarta yang luput dari liputan sehingga buku ini bisa lebih padat. Lepas dari kekurangan tersebut buku ini bisa dijadikan acuan jika Anda ingin bersantai sambil melacak warisan kuliner masa lalu. Kesederhanaan dengan sentuhan cita rasa yang terjaga kualitasnya.

Tempat Makan Jakarta Tempo Doloe
Penerbit "Pustaka Rumah", Februari 2008
Harga: Rp 29.000,00

Buku Masak : Cara Sehat Makan Fast Food


Anda doyan fried chicken, pizza, French fries atau burger? Berhati-hatilah! Kecuali tinggi kalori dan lemak, fast food juga mengancam kesehatan. Namun ada cara jitu untuk meyiasatinya, semuanya diungkap habis di buku yang satu ini!

Jika Anda tergolong orang yang jarang berolah raga, tidak terlalu suka sayuran dan memiliki berat badan agak berlebih, sebaiknya Anda berhenti mengkonsumsi fast food. Mengapa? Wied Harry Apriaji seorang praktisi hidup sehat alami yang sudah menulis belasan buku, mengungkapkan alasan-alasannya di bagian pertama buku terbarunya ‘Healthy Fast Food’.

Fakta mengenai fast food yang dijuluki sebagai junk food juga dituturkan secara lugas di bagian pertama buku ini. Mulai dari pemilihan bahan yang banyak mengandung lemak jenuh, pemakaian zat aditif hingga zat toksin yang sering mengiringi proses pembuatan fast food. Tak hanya itu, daftar kalori dan kadar lemak berbagai jenis fast food dari resto fast food dunia juga dibeberkan lengkap. Dengan daftar tersebut Anda akan tahu bahwa 1 potong fried chicken, 1 porsi French fries dan 1 gelas soft drink yang Anda konsumsi untuk makan siang sudah menyumbang 1500 kalori. Jika kalori per hari yang Anda perlukan 2000 kalori berarti sudah 75% kalori Anda konsumsi.

Tak hanya fakta nutrisi saja yang diungkap oleh penulis tetapi juga dibeberkan trik untuk tetap bisa mengkonsumsi fast food secara sehat. Misalnya pembuatan saus yang lebih sehat dengan mengganti mayones dengan saus buatan sendiri yang memakai minyak olive extra virgin. Juga pemakaian tepung roti/panir buatan sendiri yang lebih praktis dan sehat, dengan memakai roti tawar whole wheat sebagai bahan utamanya. Tak ketinggalan resep membuat nugget sendiri juga diberikan secara rinci.

Dalam bab-bab selanjutnya disajikan berbagai menu fast food yang sering Anda temui di resto-resto. Mulai dari tempura, fish finger, onion ring hingga chicken katsu. Resep-resp yang disajikan dirubah pemakian bahan-bahannya sehingga menjadi lebih sehat. Seperti pemakian daging ayam dan sapi tanpa lemak, pemakaian susu rendah lemak hingga penambahan sayuran segar sebagai pelengkap. Jadi tak hanya mudah dipraktekkan tetapi makanan juga menjadi lebih sehat.

Pembongkaran resep-resep fast food menjadi healthy fast food juga dilakukan pada resep-resep hidangan utama. Misalnya saja, bulgogi, hotdog, fish and chips, pizza, steak lada hitam hingga tuna sandwich. Selain itu juga ada alternatif resep baru dengan penambahan bahan-bahan lebih sehat seperti Healthy beef burger yang diberi tofu, macaroni and cheese yang memakai susu rendah lemak. Selanjutnya resep aneka salad bersaus sehat, kudapan manis yang sehat dan minuman dingin yang memakai banyak buah segar.

Untuk mereka yang suka jajan dan doyan makan enak, ada baiknya Anda mulai beralih ke sajian fast food yang lebih sehat. Sesuai dengan anjuran penulis, fast food yang sehat bisa dinikmati oleh seluruh keluarga termasuk anak-anak. Selain lebih murah jika dibuat sendiri, rasanya juga lebih lezat. Bisa disajikan dalam menu keluarga atau sebagai bekal yang lebih sehat untuk anak-anak. Nah, jika anda sudah siap beralih ke pola hidup dan makan sehat, segeralah miliki buku resep yang komplet ini!

Healthy Fast Food
Hidangan Sehat Cepat Saji, Favorit Anak-anak dan Seluruh Keluarga
Wied Harry Apriaji
PT Gramedia Pustaka Utama, 2008
Dapat diperoleh di semua took buku Gramedia
Harga : Rp. 55.000,00

Buku Masak : Brownies Khusus Buat yang Berdiet!


Rasa brownies yang manis dan pekat akan coklat membuat banyak orang jatuh hati dengan cake yang satu ini. Sayangnya dengan alasan kesehatan mungkin Anda tak bisa jadi sering-sering mencicipinya. Tapi kini tak perlu khawatir karena ada 'brownies sehat' yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahkan Anda pun bisa membuatnya sendiri di rumah!

Gaya hidup sehat secara alami memang sedang menjadi trend saat ini. Tak heran hal tersebut juga mempengaruhi cara masyarakat dalam mengkonsumi makanan sehari-hari. Hal ini jugalah yang membuat Wied Harry Apriadji, seorang penulis dan penganut pola makan sehat ini mencoba untuk membuat buku tetang pola makan sehat alami. Salah satunya adalah 'Healthy Brownies' ini.

Kebanyakan orang memang tak akan menolak jika disodori oleh makanan yang manis-manis dan gurih. Meskipun sesungguhnya dibalik kelezatan makanan tersebut tersimpan banyak sekali zat-zat aditif yang membahayakan kesehatan. Nah, salah satu makanan manis yang cukup membahayakan kesehatan adalah kudapan bownies ini. Rasanya yang lembut dan manis membuatnya disukai oleh tua dan muda. Oleh sebab itu sang penulis mencoba untuk berbagi kepada mereka yang ingin membuat brownies lezat namun tetap menyehatkan.

Untuk membuat brownies yang lezat sendiri tentu saja kita harus mengenal bahan-bahan utama dan tambahan yang digunakan. Nah, di halaman 10 tersebut sang penulis mencoba untuk menerangkan bahan-bahan apa yang layak dipakai untuk membuat brownies yang sehat dan lezat. Mulai dari tepung terigu, coklat, manfaat telur, peran gula, hingga penggunaan minyak kelapa.

Penggunaan terigu dalam makanan sehat ini ternyata sangat penting. Oleh karena itu sang penulis menyarankan penggunaan terigu whole wheat (tepung atta) yang mengandung vitamin B serta lemak sehat dalam gandum. Untuk pemakaian gula yang penting agar brownis terasa 'mengigit', tak lupa sang penulis juga memberikan tips-tips khusus agar pemakaian gula menjadi tak berlebih. Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya, mengapa menggunakan minyak kelapa bukan margarin? Nah, jawabannya dapat Anda temukan di halaman 17 buku ini.

Dalam membuat suatu makanan, sering kali ditumui banyak sekali kegagalan-kegagalan dalam proses membuatnya. Misalkan dalam mengembangkan adonan dan mencampur adonan, nah hal tersebut telah diantisipasi oleh sang penulis pada bab yang berjudul 'Trik Khusus Membuat Brownies'. Jadi buku ini pun cocok sekali bagi mereka yang pemula dalam membuat brownies. Mau membuat brownies kukus atau panggang? Semua lengkap diterangkan secara detil oleh sang pengarang.

Nah, baru pada halaman 26 Anda dapat menjumpai puluhan resep-resep kreasi brownies kukus dari yang biasa hingga yang digulung. Seperti misalkan membuat brownies dari yang orisinil, keju, selai kacang, hingga brownies lapis coklat putih. Nah, untuk Anda yang ingin memadupadakan dengan buah-buahan terdapat resep brownies wortel yang menggiurkan hingga brownies jangung manis. Hmm... semua dapat Anda praktekan sendiri secara step by step. Apalagi dalam setiap resep, sang penulis juga menyisipkan tips-tips khusus yang dijamin bakal menambah kaya Anda dalam brekreasi.

Akhirnya buku setebal 104 halaman ini ditutup oleh bab yang berjudul 'Kreasi Brownies Panggang'. Dimana aneka resepnya dapat Anda intip pada halaman 75. Seperti misalkan brownies panggang cream cheese, brownies dengan paduan almond, tape ketan, wijen hingga ubi jalar. Nah, selain dapat membuat aneka kreasi brownies yang lezat ini Anda pun bakal dimanjakan oleh foto-foto cantik hasil jepretan Ariy Nugroho.

Nah, mungkin saja buku ini dapat memberikan inspirasi bagi Anda dalam menghabiskan waktu di akhir pekan. Terutama bagi mereka yang peduli akan kesehatan dan ingin menyajikan kudapan sehat untuk keluarga tercinta!

Healthy Brownies
Wied Harry Apriadji
Rp 55.000,00
Dapat dibeli di Gramedia

Sate Mbok Galak Favorit Pak Harto dan Mbak Tutut


Sate, gule dan tengkleng racikan mbok Galak ini memang mlekoh bumbunya. Dagingnya empuk, aromanya wangi, dan tidak prengus. Karena itu pula tiap kali pak Harto dan keluarga datang ke Solo, sate racikan mbok Galak ini tak pernah absen di meja makan ndalem Kalitan!

Warung makan sederhana di jalan Ki Mangunsarkoro Solo ini tak jauh beda dengan deretan warung makan lain. Yang terlihat mencolok adalah banner sponsor sebuah merk kecap di depan warung yang berwarna merah menyala dengan tulisan kuning; Sate Kambing-Gule-Tongseng-Tengkleng 'Mbok Galak'. Meja panjang dan bangku kayu sederhana berjajar di dalam warung yang nyaris tak pernah kosong. Kepulan asap sate kambingpun menebar di udara, sangat wangi, menggelitik hidung!

Seperti warng sate kambing khas Solo, menu yang ditawarkan selain sate kambing, ada tengkleng, gule dan tongseng. Menurut beberapa teman dan orang-orang di sekitar jalan tersebut, warung sate kambing inilah yang hampir selalu melayani pesanan pak Harto dan keluarga bila mereka datang ke ndalem Kalitan. Sebenarnya saya tak hanya penasaran dengan masakan olahan mbok Galak ini tetapi juga ingin tahu asal muasal nama si mbok pemilik warung ini. Mengingat raut muka dan tegur sapanya yang ramah tak mencerminkan sikap 'galak'nya.

Sambil melayani pembeli kamipun mengobrol. Nama asli mbok Galak ini adalah Sakiyem. Awal mulanya Sakiyem belajar memasak dan meracik bumbu dari sang bu lik bu Pujo yang lebih dulu buka warung sate pada tahun 1965. Barulah pada tahn 1982, Sakiyem mendirikan warung sate sendiri. Pak Harto, mantan presiden kita mengenal sate kambingnya melalui bu Pujo. Saat Sakiyem buka warung sendiri, keluarga pak Harto lebih sering memesan sate kambing pada Sakiyem.

"Dulu,satenya kami buat terus dikirim ke Ndalem Kalitan 50-100 tusuk setiap kali kirim", tuturnya. Untuk pesanan tersebut ia mengaku menyembelih 1 ekor kambing. 'Sayangnya setelah pak Harto lengser, jadi jarang pesan sate dan gule lagi. Pesanan yang terakhir itu tahun 2004,' ujar mbok Sakiyem sambil mengaduk gule kambing. Dari keluarga pak Harto, mbak Tututlah yang paling suka sate racikan mbok Galak ini.

Proses pembakaran sate mbok Galak sama dengan sate kambing yang lain. Namun, penyajiannya yang unik. Sate kambing tidak disajikan dengan tusuk satenya tetapi dilepaskan dari tusuknya. Jadilah sate kambing sepiring penuh tersaji di depan saya. Dilengkapi dengan irisan daun kol, jeruk nipis dan cabai rawit utuh. Hmmm... aromanya wangi menusuk hidung.Saat gigitan pertama saya kunyah, dagingnya terasa empuk, lembut, dengan lemak tak berlebihan dan rasa manis yang tak terlalu kuat.

Tercium aroma harum bawang putih, nyaris tak terlacak jejak bau prengus, aroma tajam khas BB kambing. Saya pun beralih ke piring berisi tongseng. Tongseng yang merupakan potongan daging kambing yang ditumis dengan bumbu gule, diberi tomat dan daun kol, dan kuahnya agak kental nyemek-nyemek. Suapan pertama langsung terasa bumbu gule khas Jawa racikan mbok Galak yang mlekoh, mantap dan berlimpah. Dipadu dengan daging kambing yang empuk, jadilah rasa tongseng yang uenaak! Tongseng ini disajikan dengan sepiring nasi putih.

Setelah mencicipi sate dan tongseng mbok Galak barulah saya mengerti kenapa pak Harto menyukai masakan mbok Galak. Pemakaian bumbu yang medok, terutama untuk gule (bumbu gule Jawa tak sama dengan gulai Sumatra), membuat cita rasa masakan khas Solo ini jadi mantap. Untuk berjualan mbok Galak setiap hari menyembelih 5 ekor kambing yang didatangkan dari Pasar Hewan Silir.

Proses memasak sudah dimulai sejak pukul 03.00 dini hari untuk mengolah 1000 tusuk sate atau 100 porsi. Mbok Galak memasak bersama 10 orang pegawai termasuk 2 orang anaknya. Soal sebutan 'Mbok Galak' bu Sakiyempun menjelaskan; "Wah, itu karena saya selalu galak sama pegawai," diiringi tawanya yang renyah.

Nah, kalau sedang jalan-jalan ke Solo, dan ingin mencicipi sate kambing dan gule khas Jawa, mampir saja ke warung mbok Galak ini. Sekaligus Anda bisa juga membuktikan kalau ternyata pak Harto punya selera yang bagus untuk masakan tradisional. Harga yang ditawarkan juga tak mahal. Tiap porsi sate (10 tusuk), gule dan tongseng dihargai Rp. 14.000,00.

Sate Kambing-Gule-Tongseng-Tengkleng
'Mbok Galak'
Jl. Kimangunsarkoro No.122
Solo

Ngaduuu... Sate Maranggi Yukk!


Ada yang bilang kalau sate maranggi itu asli Purwakarta. Satai dari daging sapi atau kambing ini ternyata punya racikan yang agak berbeda di Jakarta, Purwakarta dan Cianjur. Dimakan hangat-hangat dengan cocolan kecap manis dan irisan tomat plus cabai rawit. Hmm...benar-benar nyoss!!!

Seingat saya perkenalan pertama saya dengan sate maranggi terjadi di Cikopo dekat tol Cikampek. Yang saya ingat sate maranggi berupa daging sapi atau kambing yang diberi bumbu agak manis. Dimakan hangat-hangat dengan lontong atau nasi dan cocolan kecap manis, sedikit bumbu kacang dan irisan bawang merah plus cabai rawit. Terus terang saya jatuh hati dengan rasa daging yang empuk dan bumbu yang rada manis itu. Perkenalan kedua dengan sate ini waktu dalam perjalanan Puncak, saya lupa-lupa ingat lokasi persisnya tetapi sate maranggi disajikan dalam potongan yang lebih kecil.

Buat melepas rindu saya sengaja menyambangi Sate Maranggi Ibu Yayah yang terletak di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Selain untuk makan siang, saya juga ingin membandingkan rasa sate maranggi Purwakarta yang ada di Blok M dan yang ada di Cianjur. Dalam daftar menu, hidangan yang ditawarkan ternyata tak hanya sate maranggi ayam, sapi atau kambing. Ayam goreng, sop iga sapi, beragam pepes dan juga oseng daun papaya. Satai yang dipanggang di sisi kiri, depan garasi rumah bu Yayah ini menebarkan aroma wangi menggelitik hidung.

Ibu Yayah sendiri rupanya mengklaim sate miliknya ini asli Plered, Purwakarta. Satai buatan bu Yayah ini potongan dagingnya lebih besar, 3 potong tiap tusuknya. Saat mengunyah satai sapi yang hangat, terasa aroma bawang putih, ketumbar, merica dan semburat rasa manis dari gula merah. Tak terlalu kuat manisnya sehingga tak berlebihan jika dicocol dengan keap manis. Irisan tomat, bawang merah dan cabai rawit memberi kesegaran di sela-sela rasa manis. Saat menggigit sate maranggi daging kambing, saya benar-benar salut dengan bu Yayah, daging kambingnya empuk, lembut, nyaris 'tanpa perlawanan' saat dikunyah. Benar-benar top! Tanpa BB kambing apalagi jejak lemak berlebihan.

Saya langsung teringat sate maranggi yang minggu lalu saya cicipi di Wata Kitchen, Pasaraya. Sate maranggi yang berlabel Purwakarta itu dibalut parutan kelapa sehingga daging sapinya nyaris tak terlihat. Harum gurih kelapa bercampur irisan daging sapi memberikan sensasi yang berbeda di lidah. Cocolannya berupa kecap manis yang diberi irisan cabai rait merah, dan sambal. Buat saya sate maranggi versi ini unik karena ada aroma wangi kelapa yang agak gosong tetapi terlalu rich, rasa gurihnya agak berlebihan.

Nah, kalau sate maranggi yang dijual di Jl. K H Hasyim Ashari, Cianjur sedikit berbeda. Satai disjaikan di atas piring beralas daun pisang. Potongan dagingnya lebih kecil dan rapat. Sedangkan pelengkapnya berupa saus oncom dengan irisan cabai merah. Tekstur dagingya agak alot dengan rasa ketumbar yang lebih menonjol sehingga mirip dendeng sapi. Suas oncomnya sedikit pedas, sehingga saat dimakan dengan satainya teras paduan gurih manis dengan aroma oncom yang sangat khas ini disajikan dengan alas daun pisang. Satai ini bisa dinikmati di kios pinggir jalan, berhadapan langsung dengan panggangan sate dan penjualnya. Sate maranggi seharga Rp. 12.000 per porsi ini bisa dinikmati malam hari sambil merasakan tiupan sejuk angin Cianjur.

Diantara ketiganya, rasanya sate maranggi Ibu Yayah ini terasa lebih cocok buat lidah saya. Saya dan teman-teman pun setuju bahwa sate maranggi kambinglah yang paling uenakk! Eitsss... bahkan saking terpesona pada sate maranggi Ibu Yayah ini, kami pun hampir melupakan oseng daun pepaya masih belum tersentuh. Sebetulnya saya kurang menyukai hidangan oseng daun pepaya, karena pengalaman memakan daun pepaya yang rasanya pahit. Ternyata sekali lagi saya dibuat terkejut oleh hidangan racikan Ibu Yayah, rasa pahit daun pepaya benar-benar tak terasa pada tumisan ini. Oseng daun pepaya ini diberi campuran teri nasi dan irisan cabe rawit. Dalam hitungan menit, semangkuk oseng daun pepaypun licin tandas!

Untuk menikmati sate yang empuk sedap racikan bu Yayah seporsi dihargai Rp 24.000,00/porsi, sate maranggi kambing Rp 23.000,00/porsi dan Rp 15.000,00 untuk seporsi sate ayam yang berisi sepuluh tusuk. O ya, untuk seporsi oseng daun pepaya kami cukup membayar Rp 4000,00. Wah, untuk makan sate. seenak ini rasanya harga yang ditawarkan oleh sate maranggi Ibu Yayah ini cukup murah. Apalagi irisan dagingnya tanpa lemak, sangat cocok bagi yang sedang berdiet ataupun menghindari kolestrol.

Satai Maranggi Ibu Yayah
Asli Plered - Purwakarta
Jl. Laboratorium No.3 Komp. PLN Duren Tiga
Jakarta Selatan
Telp: 021-794 44 104

Sate Maranggi Wata Kitchen
Food court Pasaraya Blok M
Jl. Iskandarsyah II No.2, Jakarta Selatan

Sate Maranggi Cianjur
Sepanjang Jl. K.H Hasyimashari, Cianjur


Masakan Lombok mungkin tidak banyak yang kenal. Tapi coba sebut 'Ayam Taliwang', maka dijamin banyak orang yang tahu. Bagaimana rasanya menikmati langsung di Lombok, negeri asalnya?

Kesempatan menjajal 'ayam Taliwang' ini diperoleh saat Public Relation (PR) PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) Representative Mataram, Baiq Idayani, mengajak detikcom bersama sejumlah wartawan lain makan siang di rumah makan 'Taliwang Irama' di Jl Ade Irma Suryani, Karang Taliwang, Cakranegara, Mataram, NTB, Rabu (26/3/2008).

Memasuki rumah makan yang bermodel lesehan ini, sudah tercium aroma ayam bakar dan ikan bakar. Kami pun lalu duduk lesehan mengelilingi meja. Dengan sigap, pelayan rumah makan langsung menaruh 'beberuk' atau semacam lalapan terong mentah yang dicampur sambal yang disebut pelecing. Aroma pedas tapi menyegarkan langsung tercium.

Ternyata Idayani sudah menyiapkan segala sesuatunya buat makan siang kami yang baru saja tiba dari lokasi penambangan Newmont di Batu Hijau, Sumbawa Barat. Setelah beberuk, datanglah segelas minuman kelapa muda untuk setiap kami yang hadir.

"Ini minuman kelapa muda ditambah madu kristal dan jeruk nipis," ujar Idayani setengah berpromosi. "Madu nomor satu ini, warnanya seperti kristal bening," imbuh Idayani yang asli Sasak, penduduk asli Lombok itu.

Tergiur 'iklan' Idayani, kami pun segera mencicipi minuman kelapa. Ternyata memang yahud, semanis madu namun sewangi jeruk nipis.

Setelah mencoba beberapa teguk minuman kelapa muda, datanglah makanan yang kami tunggu-tunggu: ayam Taliwang.

"Ayam Taliwang ini dibakar dua kali," jelas Idayani.

Sebelum dibakar, ayam yang harus masih perawan itu dibumbui dulu dengan pelecing (sambal khas Lombok), minyak kelapa dan bawang putih, lalu dibakar. Setelah beberapa lama, dibumbui lagi, kemudian dibakar lagi untuk kedua kalinya. Itulah rahasia pedas ayam Taliwang.

Selain ayam Taliwang, tampak pula ikan yang dimasak ala Lombok. "Ini namanya ikan bumbu rajang," jelas Idayani.

Sayur-mayur yang menemani juga lain. Selain pelecing kangkung yang sudah terkenal, tampak ketimun yang diiris dadu kecil-kecil, diberi parutan kepala. "Ini beberuk timun," jelas Idayani lagi.

Juga ada sayuran yang mirip rawon karena berwarna coklat tua tapi ternyata isinya kacang kedelai. Idayani mengaku itulah sayuran favoritnya yaitu bernama sayur lebui.

Kami pun lahap mencoba menghabiskan hidangan yang menggoda selera itu. "Mantap!" celetuk Mansyur, wartawan kawakan dari sebuah harian sore Ibukota, sambil menyeka keringatnya yang mengucur.

Sambil menuntaskan makan, Idayani menceritakan asal usul nama masakan 'ayam Taliwang'. Sesuai namanya, ayam Taliwang berasal dari daerah di Lombok yang bernama Taliwang. Namun jangan sampai salah, karena di pulau Sumbawa juga terdapat daerah Taliwang yang merupakan ibukota Kabupaten Sumbawa Barat.

Taliwang yang dimaksud adalah kampung, atau dalam bahasa Lombok disebut karang, Taliwang. Karang Taliwang terletak di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram.

Syahdan, adalah Haji Murad yang pertama kali mempopulerkan ayam bakar ala Lombok itu. Usaha Haji Murad kemudian dikembangkan oleh keturunannya dan bahkan warga Karang Taliwang lainnya.

Tips Foods : Agar Kaldu Tetap Bening

Didihkan bahan kuah dengan api kecil agar kaldu tetap bening. Jika ada, air bisa diganti dengan kalu ikan atau udang. Jenis ikan dan seafood bisa diganti dengan jenis lain sesuai selera. Misalnya bakso kakap, udang, kerang atau jenis ikan lainnya.

Mengolah Ikan Untuk Fish Cake

Gunakan daging ikan tenggiri atau ikan kakap merah yang segar. Buang tulang, kulit dan bagian tengah ikan yang kecokelatan. Cincang halus daging ikan atau giling dengan food processor bersama dengan bahan dan bumbu lainnya.

Jangan Sepelekan Cuci Piring!!


Urusan cuci piring memang sering disepelekan. Setelah makan-makan enak, pastilah harus ada ritual mencuci piring. Meskipun terlihat sederhana ternyata urusan yang satu ini lumayan ribet. Apalagi kalau dikerjakan dengan ngomel atau berat hati!

Pagi ini saat saya akan mencuci cangkir kopi, saya menemui genangan air dalam kitchen sink. Ini menandakan saluran airnya tersumbat kotoran. Wah, ini pasti gara-gara para mbakyu asisten saya kembali melanggar aturan yang saya terapkan. Tiap kali selesai mencuci piring, saringan yang ada di kitchen sink atau tempat cucian harus diangkat, dibuang kotorannya. Tapi mereka sangat sering seenaknya menjawab 'lupa' tiap kali saya tegur.

Padahal kalau dipikir saya harusnya nggak perlu marah. Lha, model cuci piring gaya bule itu memang nggak mereka kenal di kampungnya atau bukan budaya mereka. Mereka biasa cuci piring jongkok di pinggir sumur atau sungai, nggak usah mikir saringan kotoran dan segala tetek bengeknya.

Soal cuci piring ini sebenarnya soal serius, ada hubungan dengan kesehatan keluarga, sama pentingnya dengan makan enak. Saking pentingnya sampai-sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memakainya dalam konteks politik, 'keadaan kita saat ini disebabkan oleh para pejabat yang lalu setelah makan enak lupa cuci piring'. Ya, jadilah pemerintah saat ini harus 'cuci piring', membersihkan semua sisa-sisa kotoran.

Wajar saja setelah kekenyangan dan keenakan makan, soal cuci piring memang sering jadi lupa dan dilupakan. Saya sendiri sebenarnya kurang suka cuci piring. Saya lebih memilih memasak dari pada harus cuci piring. Bukan karena tak suka main air dan sabun, masalahnya kuku tangan saya sangat rapuh, mudah sobek. Akibatnya setelah cuci piring, kuku-kuku jari saya retak-retak, dan sobek!

Ritual cuci piring memang tak sama di dunia. Orang Amerika senang mencuci piring di bawah air keran yang mengalir, bisa pakai air panas atau air dingin. Setelah dibilas air, barulah piring dicuci dengan sabun lalu dibilas kembali dan dikeringkan. Seorang teman dari Australia selalu mengisi kitchen sink penuh-penuh dengan air yang sudah diberi sabun cair. Piring kotor langsung dimasukkan ke dalamnya dan digosok-gosok barulah dibilas bersih.

Sedangkan orang kita ada yang memakai air yang ditampung, ada yang pakai air keran mengalir dan ada juga yang mencuci piring di dalam air dalam baskom atau ember kecil sekali (layaknya tukang mi dan gado-gado di pinggir jalan). Gaya mencuci piring ini memang mirip gaya mandi. Kalau orang Jepang selalu menyabuni badan dulu sebelum berendam, maka orang Eropa senang berendam dalam air sabun dengan limpahan busa. Lha, badan kotor kok direndam air sabun?

Apapun caranya dan ritualnya, hasil dari cuci piring harus mengacu pada kebersihan. Piring dan mangkuk harus benar-benar bersih dan dikeringkan dengan lap kering yang bersih (bukan lap kotor) lalu disimpan dalam tempat tertutup. Soal sabun pencuci piring juga pegang peranan untuk menjaga kebersihan atau hygiene.

Banyak orang masih mencuci piring dengan sabun colek (yang harusnya dipakai untuk cuci baju). Itulah yang saya temui suatu hari Minggu saat saya makan mi ayam Bangka Alim langganan saya. Dari mangkuk kaldu panas tiba-tiba tercium aroma sabun deterjen yang nonjok. Wah, langsung saya teriak dan menegur si Alim yang perutnya makin gendut itu. Sabun cair pencuci piring sekarang sudah dilengkapi dengan zat yang bisa membuat lemak mudah larut dan membunuh kuman-kuman.

Soal kesehatan memang berkaitan erat dengan cuci piring ini. Bayangkan saja kalau piring yang dipakai untuk wadah makanan yang bakal masuk ke dalam perut itu tidak bersih. Dicuci dengan air kotor dan dilap dengan lap kotor, licin berminyak dan berbau anyir. Bukan saja bikin selera makan jadi surut tetapi juga jutaan kuman akan ikut berpesta dalam perut. Padahal makanan yang dimasak sudah memakai cara benar dan sehat.

Itulah sebabnya jika jajan di warung kaki lima, saya selalu mengikuti saran ibu saya. "Lihat dulu ember cuci piringnya, bersih atau kotor," demikian wanti-wantinya. Atau paling aman ya bawa wadah sendiri saat jajan. Tapi masak kemana-mana bawa piring ya? Pentingnya sola cuci piring inilah yang membuat tiap kali ada training para UKM dari sebuah pabrik tepung terigu, selalu disertakan masalah kebersihan termasuk urusan cuci piring.

Ibu saya juga punya jadwal khusus buat para asisten baru untuk 'training' cuci piring. Kalau cara ibu saya, piring, mangkuk dan sendok garpu harus dipisahkan. Dibilas dulu, baru digosok dengan air sabun dan dibilas dengan air mengalir. Setelah ditiriskan barulah dilap kering. Khusus untuk panci dan wajan, ada wadah sabut dan sabun terpisah. Demikian juga untuk gelas dan cangkir. 'Kan nggak enak kalau mau minum gelasnya licin bau anyir,' demikian tuturnya.

Kalau ingin lebih canggih memang saat ini dapat dengan mudah dibeli mesin pencuci piring atau dishwasher. Dengan mesin ini piring kotor tinggal disusun di raknya dan mesin dinyalakan. Air sabun akan disemprotkan dan dibilas hingga bersih lalu dikeringkan dengan suhu tertentu hingga kuman mati. Mesin ini biasanya dipakai di hotel-hotel, restoran atau rumah dengan perlengkapan modern. Kalau yang dicuci hanya 2-3 piring tentu saja boros listrik dan air.

Bicara soal cuci piring saya jadi ingin menulis buku tentang 'Manajemen Rumah Tangga' atau bahasa kerennya 'Book of Household Management' yang membahas soal remeh-temeh dalam urusan domestik rumah tangga termasuk cuci piring. Sebagian besar rumah tangga kita kan dikelola oleh para mbak asisten. Bagaimana kita bisa mengajari mereka kalau kita tidak tahu cara yang baik dan benar!

Tofu Lezat Bagi Vegetarian


Tofu alias tahu ini meski terlihat spele tetapi mengandung sumber protein nabati yang tinggi. Tak hanya enak disajikan dengan digoreng, ternyata tahu pun bisa menjadi bermacam hidangan lezat terutama bagi para vegetarian.

Ya, tahu memang bukan makanan asing dilidah orang Indonesia meskipun kadang disepelekan dan dianggap sebagai makanan ndeso. Eits, padahal siapa sangka kalau tahu itu menyehatkan. Bahkan di beberapa negara seperti Jepang, China dan Korea tahu merupakan makanan yang cukup populer dan kerap disajikan sebagai hidangan keseharian mereka.

Salah satu hidangan tahu yang dapat Anda jumpai di beberapa resto Cina yang cukup populer adalah Silken Tofu with Herb Crust and Shimeji Mushroom. Hidangan ini tak hanya baik bagi kesehatan tetapi juga bagi para vegetarian.

Terbuat dari silk tofu (tahu sutra) yang teksturnya sangat halus mengelus lidah. Rasanya lezat sekali, karena dibuat secara 'home made' selama 3 hari. Setelah itu tofu di pan fried lalu diberi bumbu berupa shoyu dan bumbu. Barulah kemudian diberi taburan jamur shimeji dan sawi hijau. Jadilah hidangan vegetarian yang lezat!

Untuk menyantap tofu cukup dipotong dengan sendok karena teksturnya yang sangat lembut. Nah, berminat mencoba? Datang saja ke resto yang menyajikan hidangan Jepang atau China. Selamat mencoba ya!

Senin, April 28, 2008

Tips & Trik Mendandani Kamar

BOSAN dengan gaya kamar yang itu-itu saja? Merenovasi tentu butuh biaya besar. Salah satu triknya adalah "mendandani" ulang kamar tersebut. Apa saja tipsnya?

Sering kali kita merasa bosan dengan tampilan kamar yang standar. Ketika ingin mengubah, selalu terbentur dengan kebutuhan dana yang tidak sedikit. Jangan khawatir, banyak cara yang bisa dilakukan. Menurut arsitek Wisnu Brata, yang paling penting adalah perencanaan yang matang. "Walaupun skala yang dilakukan kecil, tetap saja perencanaan diperlukan," ujar arsitek dari Mitra Graha Asri Mandiri ini.

Perencanaan tersebut bisa dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Seperti berbagai contoh gambar dari majalah atau koran. Bisa juga dengan mengunjungi pameran dan mendapatkan pelbagai brosur desain produk terbaru. Pilihlah dari koleksi-koleksi tersebut yang menarik perhatian Anda untuk mendapatkan gambaran gaya yang sesuai keinginan.

Beberapa campuran variasi gaya, ide-ide atau gambar bisa dikembangkan terus dan tuangkan atau padu-padankan ke dalam rencana terpadu untuk diterapkan di kamar. Setelah mendapatkan gambaran yang jelas, barulah Anda dapat melakukan langkah-langkah berikutnya. Berikut ini ada beberapa langkah yang disarankan Wisnu yang tentu saja dapat dilakukan agar dapat menekan bujet yang tersedia.

Pertama, warna dan cat. "Warna merupakan cara yang paling ampuh dan tidak mahal di dalam mengubah dekor dan suasana kamar Anda," ujar Wisnu. Carilah merek cat bermutu yang sedang diberikan diskon. Jika Anda beruntung, Anda dapat menemukan warna sesuai selera dengan harga yang cukup murah. Kedua yaitu pencahayaan, ruangan Anda akan terlihat suram jika pencahayaannya redup.

Cara yang relatif murah untuk menambah pencahayaan dalam ruangan adalah dengan memasang lampu sorot. "Anda juga dapat menggunakan lampu track yang dapat digantung pada kawat untuk dapat memberikan nuansa dan tidak perlu melakukan instalasi ulang," ujarnya. Karena itu, pembobokan tembok bisa dihindari karena akan mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Ketiga yaitu pajangan dinding, bisa diakali dengan menggunakan koleksi artwork di rumah Anda, atau memakai foto-foto koleksi Anda. Seperti foto keluarga dan teman-teman adalah cara yang sangat efektif dan murah. Penggunaan foto-foto hitam-putih akan memberikan suasana yang istimewa. Bingkailah dengan frame yang tidak mahal dan finishing-nya sederhana.

Lukisan atau gambar-gambar reproduksi dari pelukis ternama juga bisa dibingkai dengan frame yang bagus dan menarik. Ini akan jadi pajangan yang bernilai dan mengubah suasana ruangan lebih berkelas. Keempat yaitu jendela. Tidak perlu membuat model jendela yang rumit. Cukup dengan cara membuat model jendela yang simpel sehingga mudah disesuaikan dengan selera Anda, maupun perubahan yang akan Anda lakukan. "Berikan aksesori atau penutup jendela seperti tirai dari kain atau kayu yang modelnya disesuaikan dengan gaya keseluruhan rumah Anda," saran Wisnu.

Kelima yaitu meningkatkan apresiasi dan selera seni Anda. Perluas wawasan dengan melihat model furnitur di kafe atau restoran favorit. Cobalah untuk mencari referensi agar konsepnya bisa Anda terapkan dengan cara membuatnya. Bisa juga dengan membeli model yang cenderung sama secara visual, tetapi lebih sederhana dalam desain dan tidak menggunakan material yang mahal (spec down). Anda mungkin akan kaget dengan apa yang akan Anda dapatkan. Keenam yaitu kursi dan sofa.

Anda belum memiliki dana guna mengganti sofa dan kursi Anda? Gunakan penutup sofa atau kain dengan bahan yang menarik dan sesuai dengan tema keseluruhan ruang Anda. "Tambahkan aksesori jika perlu dan buat penutup bantal dengan warna-warna yang sesuai dengan pilihan Anda agar lebih semarak," sebutnya. Ketujuh yaitu aksesori, buat yang simpel. Seperti kotak kayu yang menempel pada dinding atau ambalan-ambalan kayu yang terlihat melayang pada dinding.

Kejelian Anda menata barang untuk dipajang dan memilih aksesori yang tepat dan serasi akan membuat ruang Anda terlihat menarik. Tidak harus mahal. Cobalah mengunjungi pameran kerajinan tangan dari seluruh pelosok Nusantara seperti inacraft. Banyak hal bisa kita dapatkan di sana. Hasilnya akan segera tampak dan terlihat setelah ditata dan dipadukan dengan keseluruhan ruangan dengan baik. Terakhir kedelapan yaitu obral akhir tahun atau penjualan promosi.

"Sering-seringlah mampir atau melihatlihat ke toko lampu atau supermarket bahan bangunan," saran Wisnu. Kadang ada beberapa item interior, aksesori, tirai atau lampu yang masih dapat dipakai dan sesuai dengan kebutuhan kamar Anda, tapi dijual dengan harga miring. Selamat berkreasi.

Merawat Tanaman Buah dalam Pot


SIAPA bilang membudidayakan tanaman buah dalam pot (tabulampot) itu sulit? Selama Anda paham tata caranya, tabulampot bisa jadi alternatif penghijauan di lahan terbatas.

Banyak keluhan tentang terbatasnya lahan hijau di Jakarta. Lahan yang sempit dan mahal membuat banyak orang terpaksa mengutamakan ruang tempat tinggal ketimbang taman. Namun, jangan patah arang dulu, banyak alternatif yang bisa dipilih, salah satunya memelihara tanaman buah dalam pot (tabulampot).

Tabulampot sebenarnya bukan hal yang baru lagi, sudah lama budi daya ini dilakukan banyak orang. "Awalnya, dulu kan orang jual tanaman buah, tapi karena ada beberapa yang tidak laku, kemudian akhirnya didiamkan dalam polybag. Tapi malah berbuah juga, dari sini barulah timbul ide tabulampot," ujar pemilik Lana Nursery, Iman Kusmanto.

Bahkan, jenis tabulampot yang bisa dibudidayakan saat ini sudah sangat banyak. Seperti durian, jambu bol, jambu air, jambu biji, nangka, jeruk, duku, srikaya, manggis, sawo, rambutan, delima, mangga, kelapa pandan dan lain-lain.

"Pilihan tabulampot yang paling sering misalnya kedondong, belimbing, jambu, sawo, mangga atau lebih simelnya buah-buah yang ritme tumbuhnya tiga sampai empat bulanan," ujar Feby Gintings, Marketing Manager Kebon Wisata Pasirmukti.

Menurutnya, menanam mangga memang tidak semudah jambu air, tapi tetap bisa tumbuh paling tidak setahun sekali. "Tidak semua pohon bisa dimasukkan ke dalam tong juga karena keterbatasan wadah," ujarnya lagi.

Senada dengan Iman, Feby mengungkapkan, tabulampot menjadi pilihan favorit karena lebih cepat berbuah dibandingkan varietas lain. Apalagi jika bibitnya berasal dari okulasi yang bisa berbuah kurang dari setahun. Varietas Binjai juga memiliki keindahan tersendiri, Binjai memiliki 4-5 cabang sehingga lebih rimbun, buahnya juga mudah terkelupas dan manis.

"Pokoknya yang banyak ditanam di pekarangan rumah kita saja, karena tujuan utamanya adalah penghijauan, bukan untuk usaha, jadi tumbuhnya buah lebih untuk kesenangan saja," tukasnya.

Dari segi perawatan, tabulampot tidak tergolong sulit. Sama halnya dengan tanaman tanpa media pot, harus dipupuk dan diberi air. Namun, ada beberapa trik agar media potnya tidak menghalang pertumbuhan si tanaman. "Benar, perawatannya memang tidak jauh berbeda, tetap memupuk, bisa secara pupuk kandang atau memakai pupuk NPK," ujar Feby.

Secara spesifik, merawat tabulampot harus memerhatikan beberapa faktor. Pertama, untuk penyiraman di musim kemarau sangat diperlukan. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya endapkan dulu semalam dan esoknya baru disiramkan. Namun, usahakan benar-benar jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam.

Genangan air bisa merangsang timbulnya penyakit busuk akar. "Penyiramannya juga tergantung musim, saatnya musim panas ya sehari sekali, begitu juga sebaliknya. Waktu penyiraman pagi bisa dilakukan sebelum pukul 09.00 dan sore sesudah pukul 16.00," saran Feby.

Kedua, yaitu penggemburan. Usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai Anda merusak akarnya.

Ketiga, yaitu pemupukan. Meski media tanam menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih tetap diperlukan. Sampai umur 2 tahun, setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur 3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya, benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah.

Keempat, penggantian tanah. Mengganti media tanah setahun sekali sudah cukup menurut Feby. "Namun,akan lebih baik lagi jika dilakukan dua kali dalam setahun. Terlebih jika akarnya sudah jebol, media pot harus segera diganti," sarannya.

Kelima, pemangkasan. Contohnya tabulampot rambutan, di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang sekitar 75-100 cm dari permukaan drum.

Cara pemangkasan adalah untuk pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai 50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder.

Pilih hanya tiga cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Dari ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.

Nah, setelah paham tata cara perawatannya, tentu kini Anda lebih berani mulai menanam buah dalam pot. "Memang kalau hobi berkebun itu, tak terkecuali tabulampot, tetap harus memerlukan perawatan agar hasil yang diinginkan juga maksimal dan tanaman yang dirawat produktif. Tanaman kan makhluk hidup juga yang butuh dirawat, disayang," tutup Feby sambil tersenyum.

Mempercantik Teras sebagai Tempat Hang Out

ALANGKAH baiknya jika semua bagian di rumah digunakan semaksimal mungkin. Sampai pada bagian teras pun dapat difungsikan menjadi tempat berkumpul yang cozy. Bagaimana caranya?

Teras pada rumah dapat dibagi menjadi dua, teras depan dan teras belakang. Teras depan di rumah era modern sekarang, seringnya hanya menjadi pelengkap.

"Hal ini bisa disebabkan lahan tempat tinggal yang semakin sempit serta kehidupan sosial budaya juga semakin berubah sehingga kita jarang menerima tamu di rumah," ujar arsitek Oranye Design Dwi D Noviantoro yang akrab disapa Atox.

Alhasil, teras depan pun nasibnya hanya digunakan untuk terima tamu "asing" untuk melayani keperluan tertentu.

Balik ke zaman dulu di mana teras depan menjadi sangat fungsional. Rumah-rumah era kolonial Belanda atau rumah adat khas Betawi membangun teras benar-benar dijadikan tempat kumpul keluarga dan kerabat serta menjadi tempat nongkrong penghuni rumah dengan orang-orang sekitar tempat tinggalnya. Hal ini ditandai oleh ukuran teras yang besar.

"Tapi sekarang ini kecenderungan masyarakat kota mendambakan privasi. Jadi, teras untuk tempat kumpul pindah ke bagian belakang rumah yang lebih tertutup dibanding teras depan," ucap pria yang juga berprofesi sebagai desainer interior ini.

Namun, pemilik rumah memegang hak sepenuhnya untuk menjadikan teras sebagai tempat nonformal di bagian mana pun, baik itu depan maupun belakang. Sebenarnya, tak ada masalah selama Anda sebagai penghuni rumah merasa nyaman. Perbedaan antara teras depan dan belakang hanya masalah letak. Jika teras depan bisa dilihat orang dari jalanan depan rumah, lain halnya dengan teras belakang yang berkesan lebih privat.

Teras yang ditata apik dan nyaman dapat menjadi tempat "pelarian" untuk menghirup udara segar pada pagi hari serta bersantai dengan keluarga dan kerabat di sore maupun malam hari.

Langkah pertama yang dapat Anda lakukan adalah menyesuaikan besaran teras dengan furnitur yang mengisinya. "Komposisi atau lebar teras juga tergantung fungsinya tadi. Setelah itu, bisa dilihat furniturnya berapa banyak, bentuknya, sampai layout teras tersebut," sebut Atox. Hal senada juga diungkapkan oleh arsitek dari Trivium Design Group, Tony Sofian. "Mengingat teras berada di area luar rumah, furnitur yang dipilih pun tak sembarangan. Tingkat ketahanan dari bahan material yang akan digunakan harus diutamakan," tandasnya.

Pria yang tergabung dalam Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) ini menyarankan agar memilih furnitur yang water resistant dan tahan terhadap sinar ultraviolet matahari. "Jika Anda memilih furnitur outdoor dari kayu, pastikan pilih kayu yang tidak mudah lapuk walau sering terkena panas dan hujan," ucap Tony.

Skala ergonomis furnitur juga harus diperhatikan agar teras menjadi tempat yang nyaman sebagai tempat hang out. Tinggi normal furnitur biasanya berkisar 40 sampai 45 cm. Namun, tergantung tatanan teras Anda bagaimana.

"Kalau misalnya tempat duduknya rendah, berarti lebar area terasnya juga sedikit lebih besar," tutur Atox.

Sensasi Ngopi


Image kualitas biji kopi dan proses pengolahan menjadi penentu kenikmatan secangkir kopi. Disajikan panas maupun dingin, sama nikmatnya.

Bagi orang awam, kopi hanyalah secangkir minuman berasa pahit. Namun, di mata penggemar fanatiknya, kopi adalah gaya hidup. Bahkan, bagi coffee lover yang sudah taraf addict, kopi diibaratkan obat penenang mujarab. Seperti dikemukakan Dati, pemilik sebuah kafe di Kebayoran, Jakarta Selatan. Awalnya dia mengaku tidak suka minum kopi. Namun, sembilan tahun lalu saat kuliah di Belanda, hawa dingin membuatnya tergoda mampir ke kafe untuk memesan segelas minuman berkafein ini.

"Lama-lama saya jadi terbiasa minum kopi, hingga pernah sampai delapan gelas per hari. Sekarang, kalau sedang pusing bawaannya pengin ngopi," kata wanita yang kini tergabung sebagai anggota Asosiasi Kopi Spesial Indonesia ini. "Waktu di Belanda, kopi favorit saya yang ngetop di sana bermerek Douwe Egberts," kenangnya. Macam dan kualitas kopi sangat beragam.

Demikian halnya kopi asal Indonesia, sejak lama termasyhur akan kekentalan dan rasa yang kuat. Ini diakui di seluruh dunia. Orang luar menyebutnya strong body sehingga kerap dimanfaatkan sebagai campuran minuman kopi produk luar seperti espresso dan machiato asal Italia. Bila selama ini kita memilih cara mudah dan praktis minum kopi instan, maka kopi-kopi yang tersaji di kafe melalui tahap pengolahan yang serius.

Rata-rata diroasting (dipanggang) langsung di tempat. Biji kopi yang digunakan asalnya beragam, bisa lokal maupun impor. Berikut dua gerai kopi unggulan di Jakarta:

Caswell's Fine Coffees and Teas


Keaslian cita rasa kopi dari masing-masing daerah berupaya ditonjolkan di gerai kopi yang berdiri sejak 2001 ini. Tak heran, menu single original dan aneka minuman kopi panas maupun dingin berbahan dasar espresso pun tampak mendominasi.

"Tujuannya mengenalkan ragam rasa asli kopi daerah," kata General Manager Caswell's Tuti H Mochtar. Ditunjang sejumlah barista berkualitas, semua sajian kopi diupayakan memiliki kualitas rasa, aroma, dan kesegaran yang khas. Beberapa menu kopi pilihan, antara lain latte art, ice macchiato, dan rosetta. Asal biji kopinya sendiri beragam. Untuk lokal antara lain kopi dari Jawa, Sumatra, Aceh Gayo, Toraja, dan Bali Kintamani.Sementara ragam kopi luar didatangkan dari Kolombia, Meksiko, Brasil, Papua Nugini, dan Etiopia. Salah satu gerai Caswell's di Kemang Utara,Jakarta Selatan, berkonsep sangat hommy sehingga cocok untuk bersantai sambil menghirup aroma harum kopi dari dapur pengolahannya. Aneka minuman kopi ditawarkan mulai harga Rp16.000-Rp24.000.

Bakoel Koffie

Kangen cita rasa kopi lokal zaman dulu? Bagi Anda warga asli Jakarta, di sinilah tempatnya. Gerai pertamanya konon sudah berdiri sejak 1878, dengan nama Tek Sun Ho Coffee Shop. Selanjutnya, penerusnya kini yang merupakan generasi ke-4 mengganti nama dengan Bakoel Koffie. Bakoel sendiri bisa diartikan "jualan", sedangkan koffie merujuk pada kopi dalam bahasa Belanda. Berbeda dengan Caswell, menu-menu kopi di sini berbahan baku campuran beberapa kopi yang semuanya merupakan kopi lokal (asal Indonesia).

Menurut Hendra Widjaja, sang pemilik dari generasi keempat, konsep utama gerai yang memiliki empat cabang di Jakarta ini bukanlah kafe. Melainkan toko yang menjual kopi kemasan produksi sendiri dengan resep yang sudah turun-temurun. "Hanya, di sini pengunjung memang bisa memesan dan minum kopi kami," ujarnya.

Pengunjung bisa memilih cara penyajian kopi yang beragam. Misalkan tetesan kopi (kondensasi) gaya Vietnam, atau gaya Turki yang menempatkan kopi bubuk dalam wadah, lalu diaduk di atas api. Ada pula gaya Meksiko yang dominan kayu manis, caramello dengan campuran sirup karamel, serta mochamo hasil kombinasi kopi dan sirup cokelat. Harga minuman kopi dibanderol Rp12.000- Rp25.000.


PERAYAAN ulang tahun akan semakin meriah dengan kehadiran kue ulang tahun yang ceria dan kaya warna. Seperti apa dan bagaimana membuatnya?

Merayakan hari jadi orang-orang terkasih bersama-sama, tentu saja menjadi impian hampir semua orang. Hari itu, selain meriah dengan kehadiran kado dan hadiah-hadiah, tentu saja akan semakin semarak dengan keberadaan cake yang ceria dengan warna-warna cerah.

Tidak heran jika banyak orang beranggapan perayaan ulang tahun belum lengkap tanpa kehadiran kue cantik tersebut. Biasanya cake cantik itu terbuat dari bahan dasar tepung. Umumnya tepung terigu, gula, dan telur. Lazimnya, cake dimasak dengan cara dipanggang di dalam oven, walaupun ada juga cake yang dikukus, misalnya, bolu kukus atau brownies kukus.

Seiring dengan kreativitas dunia kuliner yang semakin canggih, maka bermunculanlah cake yang dihias dengan lapisan (icing) dari krim mentega ataupun krim buah. Istilah cake sendiri sering digunakan untuk berbagai jenis makanan, walaupun bahan dan teknik pembuatannya tidak seperti cake. Cheesecake misalnya, walaupun tidak termasuk cake melainkan kue pai, tapi tetap saja lebih sering disebut sebagai cake.

Fried carrot cake dari Singapura yang dibuat dengan adonan tepung beras dan lobak yang dimasak di wajan seperti kwetiau goreng, bahkan juga lebih dikenal dengan istilah cake. Saking cantik dan imutnya cake berhias ini, kue-kue itu sering menjadi sajian paling penting. Entah itu dalam pesta pernikahan atau pesta ulang tahun. Dalam resepsi pernikahan ala Barat dan pesta ulang tahun, upacara pemotongan kue merupakan salah satu acara yang ditunggu-tunggu.

Bahkan, semakin cantik kue atau cake ulang tahun, dianggap mampu menambah kemeriahan pesta. Ini kemudian terjadi hampir di seluruh dunia. Selain tampilannya yang cantik, cake juga memiliki rasa yang sangat bervariasi. Rata-rata sebelum dipanggang, adonan cake sering ditambahkan berbagai bahan perasa dan aroma, seperti bubuk cokelat, bumbu kue lapis, daun pandan, kacang-kacangan, kismis hingga buah-buahan segar.

"Banyak orang menyukai cake dalam perayaan-perayaan ulang tahun ataupun pernikahan karena bentuknya yang cantik dan rasanya yang lezat," kata F and B Promo Gran Mahakam Hotel, V Ranti. Keunggulan lainnya dari cake,menurut Ranti, adalah bentuknya yang bisa menciptakan suasana romantis.

Bahkan, untuk mendapatkan rasa cake yang bisa memuaskan, banyak chef menggunakan bahan-bahan dan resep khusus. Cake cantik yang pantas ditampilkan di dalam perayaan ulang tahun tersebut antara lain adalah, choco birthday cake yang bahan pelapisnya terbuat dari susu cair,cokelat,dan sedikit rum.

Cake lainnya yang tidak kalah menggugah selera adalah crystal birthday cake. Cake ini dibuat dengan campuran keju, telur, mentega tawar, dan bahan pelapis seperti krim stroberi. Pilihan lainnya yang patut diperhitungkan adalah birthday gel.

Cake ini termasuk unik karena dibuat dengan menggunakan jeli. Hiasan aneka buah membuat hidangan ini tidak saja cantik, namun juga menyegarkan ketika dikonsumsi.

Kamis, April 24, 2008

Seto Mulyadi : "Kehilangan Adik Bikin Kak Seto Tekuni Dunia Anak"


Kehilangan orang yang kita sayangi, pasti akan membuat kita sedih. Namun ada pepatah yang menyatakan, di mana ada musibah pasti ada hikmahnya. Hal ini yang dialami oleh anak dari pasangan Mulyadi Effendy dan Mariati.

Seto Mulyadi atau biasa dikenal dengan Kak Seto, ternyata menjalani masa suram sebelum terjun ke dunia anak. Berawal dari kematian sang adik Arief Budiman saat berumur tiga tahun akibat penyakit campak, membuat Seto mulai menekuni dunia anak.

Sehingga pernah suatu saat Seto dan Kresno Mulyadi (adik kembar Seto) pergi ke sebuah toko mainan, tiba-tiba terucap dari dua bersaudara ini untuk membeli salah satu boneka untuk sang adik. Namun, sang ibu Mariati dengan bijak meminta kedua anaknya untuk berdoa agar mendapat adik lagi. Akan tetapi, hingga keduanya beranjak dewasa belum dikaruniakan adik.

Seto juga tidak dapat menghilangkan pengalaman masa lalu saat gagal masuk Fakultas Kedokteran yang menjadi impian terbesarnya. Bahkan sangkin nekatnya, Tong -panggilan sayang Seto- pergi ke Jakarta dengan bermodal teman kenal di kereta.

Pengalaman pahitpun pernah dirasakan pria kelahiran 28 Agustus 1951 Klaten, Jawa Tengah ini. "Saya pernah menjadi pengaduk semen, tukang batu. Tukang parkir pernah saya lalui saat pertama kali berada di Jakarta," ujar Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak ini.

Sampai akhirnya, Tong melihat salah satu acara anak yang selalu ditangkan sore hari di Stasiun TVRI dengan asuhan Ibu â€~Sandiah' Kasur. Saat itu, hatinya tergerak untuk ambil bagian dalam acara tersebut. Dengan tekad yang kuat, Tong menghampiri rumah Ibu Kasur berharap dapat menyalurkan kecintaannya di dunia anak.

Pucuk dicinta ulampun tiba, saat menghampiri rumah Ibu Kasur malah bertemu dengan Bapak â€~Soerjono' Kasur. "Kemudian, saya meminta menjadi asisten Pak Kasur secara sukarela tanpa dibayar. Tanpa pikir panjang, Pak Kasur menerima saya menjadi asisten pada 4 April 1970. Hingga sekarang, saya jadikan tanggal itu sebagai tanggal yang bersejarah di dalam hidup saya," imbuh Pendiri dan Ketua Yayasan Nakula Sadewa ini.

Dari sinilah awal kegemilangan Tong mulai meningkat, hingga akhirnya Pak Kasur berpesan kepada Seto yang tidak bisa dilupakannya. "Dik, kalau saya mati. Adik yang harus melanjutkan perjalanan saya. Sejak saat itu, saya mulai giat dan aktif dalam menekuni dunia anak-anak," tutur Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia ini.

Dengan penghasilan yang didapatkannya, Tong berhasil mencapai sarjana Psikologi Universitas Indonesia. Setelah 37 berkiprah di dunia anak belum membuat Seto puas. "Karena jutaan anak-anak haknya masih dilanggar, misalnya dalam perceraian, kekerasan dengan mengatas namakan pendidikan, dan masih banyak yang diperdagangkan. Sehingga, saya mencoba untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk meneruskan estafet Pak Kasur dengan membuat kelompok pencinta anak (Kompak)," kata mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara ini.

Bermoto â€~Bangsa yang besar adalah Bangsa yang mencintai anak-anak' membuat Seto konsisten terjun ke dunia anak-anak. "Walaupun saya ditawari untuk terjun di dunia politik, saya tidak menginginkannya. Dengan berat hati saya akan menolaknya, karena saya tidak mempunyai keahlian yang lain selain momong anak," tandas lulusan Fakultas Psikologi UI 1981 ini.

Seto berpesan, maraknya penculikan, penganiayaan dan perdagangan anak yang terjadi akhir-akhir ini membuat miris hati Tong. Sehingga orang tua harus berperan aktif dalam menjaga anak-anak walau dengan kesibukan yang menyita waktu dan perhatian orang tua. Bahkan, kalau perlu titipkan anak kepada orang yang bertanggung jawab penuh.

"Orang tua harus peduli terhadap hak anak, termasuk hak untuk mendapat perlindungan. Jadi orang tua harus sadar, bahwa anak tidak cukup mampu untuk melindungi diri sendiri. Di satu sisi harus dilatih langkah-langkah awal, sepert berani teriak, jangan pergi ke tempat yang sepi, memakai perhiasan yang belebihan. Dan orangtua harus mengetahui setiap detik di mana anak-anak berada," papar lulusan Program Pascasarjana Psikologi UI ini.

Keterbukaan adalah Kunci Utama Keluarga

Kesibukan Seto ternyata tidak membuat Deviana, sang isteri, komplain dalam urusan rumah tangga. Karena sejak dini, Seto telah mengajarkan kepada anak dan isterinya untuk belajar saling terbuka terhadap semua permasalahan.

"Hampir setiap Sabtu, kita melakukan Sidang Umum Permasalahan Rumah. Nah, disitulah kita mulai saling terbuka mengenai semua permasalahan di rumah. Saat itu juga kita saling kritik dan mengritik, sehingga tidak ada lagi masalah yang mengganjal di antara keluarga. Kalau perlu, setiap saya akan berkunjung ke suatu tempat sering juga mengajak keluarga. Agar mereka tahu, bagaimana pekerjaan yang dikerjakan oleh ayahnya," tandas ayah dari empat bersaudara ini.

Berjarak 18 tahun dengan Seto, tak membuat hati Devi menciut. Baginya, Seto merupakan sosok bapak, saudara dan sahabat dalam berbagi suka dan duka. Setopun sempat bernazar, jika suatu saat dirinya menikah dia akan mendongeng kepada anak-anak yatim piatu.

"Usai para tamu pulang, kita langsung melepas pakaian dan berganti dengan kostum biasa. Bahkan, isteri saya masih menggunakan sanggul dan langsung menuju Panti Asuhan Muslimin di Kawasan Keramat Raya untuk melaksanakan nazar saya," kenangnya.

BIODATA
Nama: Seto Mulyadi (Kak Seto)
Lahir: Klaten, Jawa Tengah, 28 Agustus 1951
Agama: Islam
Ayah/Ibu: Mulyadi Effendy/Mariati
Istri: Deviana
Anak:
- Eka Putri Duta Sari
- Bimo Dwi Putra Utama
- Shelomita Kartika Putri Maharani
- Nindya Putri Catur Permatasari
Pendidikan:
- SD Ngepos, Klaten (1963)
- SMK, Klaten (1966)
- SMA St. Louis, Surabaya (1969)
- Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (S1, 1981)
- Program Pascasarjana Universitas Indonesia (Magister bidang psikologi, 1989)
- Program Pascasarjana Universitas Indonesia (doktor bidang psikologi, 1993)
Karir:
- Ketua Pelaksana Pembangunan Istana Anak-Anak Taman Mini Indonesia Indonesia (1983)
- Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia (1982-sekarang)
- Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nakula Sadewa (1984-sekarang)
- Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta (1994-1997)
- Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (1998-sekarang)
Kegiatan Lain:
- Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (1983-1985)
- Director at-large International Council of Psychologists (1985)
- Anggota International Society for Twins Studies (1985-sekarang)
- Anggota Creative Education Foundation (1993-sekarang)
- Anggota World Council for Gifted & Talented Children (1994-sekarang)
Buku:
Anakku, Sahabat, dan Guruku (1997)
Penghargaan:
- Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI (1987)
- The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International (1987)
- Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar (1987)
- The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children's Day Foundation & Unicef (1989)
Alamat Rumah/Kantor: Jalan Taman Cirendeu Permai 13, Jakarta 15419


Emha Ainun Nadjib. Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953, ini mengaku seorang pelayan. Suami Novia Kolopaking dan pimpinan Grup Musik Kyai Kanjeng, yang dipanggil akrab Cak Nun, itu memang dalam berbagai kegiatannya, lebih bersifat melayani yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi. Semua kegiatan pelayannya ingin menumbuhkan potensialitas rakyat.

Bersama Grup Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, dengan acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Di samping itu, secara rutin (bulanan) bersama komunitas Masyarakat Padang Bulan, aktif mengadakan pertemuan sosial melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.

Dalam berbagai forum komunitas Masyarakat Padang Bulan itu, pembicaraan mengenai pluralisme sering muncul. Berkali-kali Cak Nun yang menolak dipanggil kiai itu meluruskan pemahaman mengenai konsep yang ia sebut sebagai manajemen keberagaman itu.

Dia selalu berusaha meluruskan berbagai salah paham mengenai suatu hal, baik kesalahan makna etimologi maupun makna kontekstual. Salah satunya mengenai dakwah, dunia yang ia anggap sudah terpolusi. Menurutnya, sudah tidak ada parameter siapa yang pantas dan tidak untuk berdakwah.

"Dakwah yang utama bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perilaku. Orang yang berbuat baik sudah berdakwah," katanya.

Karena itulah ia lebih senang bila kehadirannya bersama istri dan kelompok musik Kiai Kanjeng di taman budaya, masjid, dan berbagai komunitas warga tak disebut sebagai kegiatan dakwah. "Itu hanya bentuk pelayanan. Pelayanan adalah ibadah dan harus dilakukan bukan hanya secara vertikal, tapi horizontal," ujarnya.

Emha merintis bentuk keseniannya itu sejak akhir 1970-an, bekerja sama dengan Teater Dinasti -- yang berpangkalan di rumah kontrakannya, di Bugisan, Yogyakarta. Beberapa kota di Jawa pernah mereka datangi, untuk satu dua kali pertunjukan.

Selain manggung, ia juga menjadi kolumnis. Emha anak keempat dari 15 bersaudara. Ayahnya, Almarhum MA Lathif, adalah seorang petani. Dia mengenyam pendidikan SD di Jombang (1965) dan SMP Muhammadiyah di Yogyakarta (1968). Sempat masuk Pondok Modern Gontor Ponorogo tapi kemudian dikeluarkan karena melakukan demo melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya.

Kemudian pindah ke SMA Muhammadiyah I, Yogyakarta sampai tamat. Lalu sempat melanjut ke Fakultas Ekonomi UGM, tapi tidak tamat. Lima tahun (1970-1975) hidup menggelandang di Malioboro, Yogya, ketika belajar sastra dari guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat memengaruhi perjalanan Emha berikutnya.

Karirnya diawali sebagai Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970). Karirnya menanjak dan menjadi Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976), sebelum menjadi pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta), dan grup musik Kyai Kanjeng hingga kini.

Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media. Ia juga mengikuti berbagai festival dan lokakarya puisi dan teater. Di antaranya mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).

Karya Seni Teater Cak Nun memacu kehidupan multi-kesenian di Yogya. Bersama Halimd HD, networker kesenian melalui Sanggarbambu, aktif di Teater Dinasti dan mengasilkan beberapa reportoar serta pementasan drama.

Di antaranya: Geger Wong Ngoyak Macan (1989, tentang pemerintahan `Raja` Soeharto); Patung Kekasih (1989, tentang pengkultusan); Keajaiban Lik Par (1980, tentang eksploitasi rakyat oleh berbagai institusi modern); Mas Dukun (1982, tentang gagalnya lembaga kepemimpinan modern).

Selain itu, bersama Teater Salahudin mementaskan Santri-Santri Khidhir (1990, di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun). Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar); dan Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993). Juga mementaskan Perahu Retak (1992, tentang Indonesia Orba yang digambarkan melalui situasi konflik pra-kerajaan Mataram, sebagai buku diterbitkan oleh Garda Pustaka), di samping Sidang Para Setan, Pak Kanjeng, Duta Dari Masa Depan.

Dia juga termasuk kreatif dalam menulis puisi. Terbukti, dia telah menerbitkan 16 buku puisi: "M" Frustasi (1976); Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978); Sajak-Sajak Cinta (1978); Nyanyian Gelandangan (1982); 99 Untuk Tuhanku (1983); Suluk Pesisiran (1989); Lautan Jilbab (1989); Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990); Cahaya Maha Cahaya (1991); Sesobek Buku Harian Indonesia (1993); Abacadabra (1994); dan Syair Amaul Husna (1994) Selain itu, juga telah menerbitkan 30-an buku esai, di antaranya: Dari Pojok Sejarah (1985); Sastra Yang Membebaskan (1985); Secangkir Kopi Jon Pakir (1990); Markesot Bertutur (1993); Markesot Bertutur Lagi (1994); Opini Plesetan (1996); Gerakan Punakawan (1994); Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996); Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994); Slilit Sang Kiai (1991); Sudrun Gugat (1994); Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995); Bola- Bola Kultural (1996); Budaya Tanding (1995); Titik Nadir Demokrasi (1995); Tuhanpun Berpuasa (1996); Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997); Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997); Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997); 2,5 Jam Bersama Soeharto (1998); Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998); Kiai Kocar Kacir (1998); Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (1998); Keranjang Sampah (1998); Ikrar Husnul Khatimah (1999); Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000); Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000); Menelusuri Titik Keimanan (2001); Hikmah Puasa 1 & 2 (2001); Segitiga Cinta (2001); "Kitab Ketentraman" (2001); "Trilogi Kumpulan Puisi" (2001); "Tahajjud Cinta" (2003); "Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun" (2003); Folklore Madura (2005); Puasa ya Puasa (2005); Kerajaan Indonesia (2006, kumpulan wawancara); Kafir Liberal (2006); dan, Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006).

Pluralisme Cak Nun bersama Grup Musik Kiai Kanjeng dengan balutan busana serba putih, ber-shalawat (bernyanyi) dengan gaya gospel yang kuat dengan iringan musik gamelan kontemporer di hadapan jemaah yang berkumpul di sekitar panggung Masjid Cut Meutia.

Setelah salat tarawih terdiam, lalu sayup-sayup terdengar intro lagu Malam Kudus. Kemudian terdengar syair, "Sholatullah salamullah/ 'Ala thoha Rasulillah/ Sholatullah salamullah/ Sholatullah salamullah/ 'Ala yaasin Habibillah/ 'Ala yaasin Habibillah..." Tepuk tangan dan teriakan penonton pun membahana setelah shalawat itu selesai dilantunkan.

"Tidak ada lagu Kristen, tidak ada lagu Islam. Saya bukan bernyanyi, saya ber-shalawat," ujarnya menjawab pertanyaan yang ada di benak jemaah masjid.

Tampaknya Cak Nun berupaya merombak cara pikir masyarakat mengenai pemahaman agama. Bukan hanya pada Pagelaran Al Quran dan Merah Putih Cinta Negeriku di Masjid Cut Meutia, Jakarta saat itu, ia juga melakukan hal-hal yang kontroversial.

Dalam berbagai komunitas yang dibentuknya, oase pemikiran muncul, menyegarkan hati dan pikiran. Perihal pluralisme, sering muncul dalam diskusi Cak Nun bersama komunitasnya. "Ada apa dengan pluralisme?" katanya.

Menurut dia, sejak zaman kerajaan Majapahit tidak pernah ada masalah dengan pluralisme. "Sejak zaman nenek moyang, bangsa ini sudah plural dan bisa hidup rukun. Mungkin sekarang ada intervensi dari negara luar," ujar Emha.

Dia dengan tegas menyatakan mendukung pluralisme. Menurutnya, pluralisme bukan menganggap semua agama itu sama. Islam beda dengan Kristen, dengan Buddha, dengan Katolik, dengan Hindu.

"Tidak bisa disamakan, yang beda biar berbeda. Kita harus menghargai itu semua," tutur budayawan intelektual itu.

Faisal Basri : "Tertarik Ekonomi Gara-gara Baca Majalah Prisma"


JAKARTA - Nama Faisal Basri cukup memberi warna dalam panggung politik Indonesia. Pribadinya sederhana. penampilannya agak berbeda dari politisi kebanyakan. Jarang tampil formal, sepintas Faisal Basri bahkan seperti aktifis mahasiswa, kemana ia pergi selalu mengenakan tas ransel. Penampilan Faisal Basri yang sederhana itu ternyata tidak terlepas dari prinsip hidupnya yang juga tidak rumit. Bagi Faisal, hidup itu harus mengalir apa adanya. Tidak perlu ngoyo dalam mengejar sesuatu, yang terpenting bagaimana berbuat yang terbaik dan mempunyai manfaat.

Prinsip â€~mengalir' itu bagi Faisal berlaku di segala bidang kehidupan. Kehidupan pribadi pendidikan, karir, politik dan keluarga. Sebab itu kesehariannya diisi dengan berbagai aktifitas tanpa menerapkan jadwal yang kaku. Di tengah kesibukannya mengajar dan aktifitas politiknya, Faisal masih bisa mencurahkan perhatiannya kepada tiga anak dan istrinya. Saat waktu senggang ia menyempatkan diri mengantar anak-anak ke sekolah. "Ternak teri, anter anak, anter istri," canda Faisal sambil tergelak.

Faisal mengaku prinsipnya itu merupakan bentuk keyakinan dirinya bahwa perkara di dunia bukanlah tujuan sehingga dalam menghadapi persoalan Faisal merasa tidak perlu bersungut-sungut jika keinginannya tidak tercapai.

Menurutnya selama pekerjaan dijalankan dengan prinsip nothing to loose maka tidur pun menjadi nyenyak. "Kalau tidak ada beban, tidur jadi nyenyak," kata Faisal yang biasa tidur pukul 02.00 pagi ini.

Dalam kehidupan politik, prinsip itu pun ia terapkan saat dirinya undur diri dari PAN dan memilih menghabiskan waktu sebagai dosen. Saat mundur dari kancah politik, Faisal mengaku hanya mengikuti kata hatinya. Faisal bercerita saat bergabung dalam parpol, ia menganggap, kancah politik itu dapat menjadi alat efektif untuk menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam proses politik. Namun saat impiannya itu tak terpenuhi, ia pun cuek saja lengser dari jabatannya sebagai sekjen PAN.

Faisal tidak perduli dengan konsekuensi yang ia jalani menyangkut sikap vokalnya. "Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, sebab jika ingin menyenangkan semua orang kita juga harus bersiap juga untuk dibenci semua orang," terang nya.

Masa Remaja

Faisal lahir dan dibesarkan di Bandung, 6 November 1959 dari pasangan Hasan Basri dan Saidah Nasution. Semasa kanak-kanak, ayahnya bekerja di sebuah perusahaan percetakan di Jakarta. Saat itu Faisal dibesarkan di tengah kondisi keluarga yang pas-pasan. Demikian, Faisal mengaku sangat menyukuri apa yang dialaminya di masa kecil. Salah satunya adalah sikap toleran yang ditularkan ayahnya.

Faisal dibesarkan oleh kedua orang tua yang secara kultural berasal dari kalangan nahdiyin, namun mereka memasukan Faisal di madrasah Muhammadiyah,

"Saat saya salat shubuh, saya tidak membaca qunut. Saya juga tidak melakukan apa yang biasa dilakukan orangtua saya, yaitu tarawih sebelas rakaat, tapi ayah saya tidak keberatan," kisah cucu Adam Malik ini

Mungkin tidak ada yang menyangka saat SMA Faisal adalah sosok murid yang "kurang berprestasi. Saya suka bolos. Rapor saya banyak merahnya," kenang Faisal. Namun justru di masa ini lah ketertarikannya terhadap bidang ekonomi bermula saat ia membaca majalah Prisma. Saat itu persoalan ekonomi yang membuatnya tertarik adalah mengenai teori ketergantungan yang saat itu ramai dibicarakan orang.

Mungkin sebab itu, meski pernah berkiprah dalam jalur partai, dan pendapat politiknya sering dikutip media masa, Faisal lebih suka menamakan dirinya "analis ekonomi," karena pikiran-pikirannya dalam tulisan yang anti mekanisme pasar, Faisal dituding sebagai representasi kaum Sosial Demokrat.

Faisal sangat mengidolakan Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang penuh teladan. Namun secara jujur ia mengaku tidak mampu jika harus mengikuti 100 persen apa yang dicontohkan nabi. Setidaknya menurut Faisal, Nabi harus menjadi rujukan. "Kalau saya, mungkin tidak bisa mengikuti contoh kepemimpinan nabi seratus persen. Mungkin 10 persen saja," ujarnya.

Didi Petet :"Cinta Mati Dunia Akting Hingga Akhir Hayat"


Cinta menurut kamus adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut tanpa mengenal lelah.

Seperti halnya Didi Widiatmoko atau lebih dikenal dengan nama Didi Petet. Kecintaannya terhadap dunia akting memang tidak dapat diragukan lagi. Pasalnya, selama 30 tahun terjun di dunia ini, dirinya tidak pernah mengenal rasa letih ataupun jenuh.

"Tidak ada rasa bosan. Kalau cinta kayaknya segalannya akan saya berikan dan tidak ada akhirnya," ujar pria kelahiran Surabaya ini.

Aktor serba bisa ini mengaku, mulai merasakan keahliannya sejak berumur 15 tahun. Hingga akhirnya, setelah lulus dari tingkat sekolah menengah atas (SMA) dirinya langsung kuliah di Institut Kesenian Jakarta jurusan teater.

"Orang yang paling berjasa dalam hidup saya adalah almarhum Harry Roesli. Karena dia menunjukkan jalan tentang bagaimana harus sekolah akting," imbuhnya.

Didi menjelaskan, kekagumannya terhadap dunia akting, karena dirinya senang berada di atas panggung dan memerankan berbagai macam tokoh. Bahkan dirinya menganggap, semua pengalamannya merupakan anugerah terindah yang pernah didapatnya.

"Semua pengalaman saya sangat mengesankan. Sehingga, saya tidak bisa pecah satu per satu. Karena itu adalah dunia saya, jadi saya mau bermain bagaimanapun juga tetap menyenangkan," kata dosen IKJ ini.

Sosok Didi, mulai dikenal masyarakat Indonesia sejak sukses membintangi tokoh Emon dalam film remaja Catatan Si Boy. Tidak tanggung-tanggung, sangking larisnya film besutan Nasri Cheppy ini dibuat hingga lima sekuel.

Walaupun sudah terkenal, sosok Didi tetap terlihat cool dan santai. Didi bertekad, dirinya akan menjaga dan konsisten di jalur akting yang menjadi hobi dan sumber penghasilannya ini.

"Karena saya cinta dan cinta. Karena tanpa itu saya tidak bisa dan saya harus menjaganya," tutur peraih Piala Citra pada FFI 1998 ini.

Kesibukan Didi dalam dunia acting, tidak menganggu keharmonisan keluarga. Didi menjelaskan, sesibuk apapun pekerjaannya, dirinya pasti meluangkan waktu bersama keluarga.

"Ya di bagi saja, bisa kok dibagi. Masih bisa, bahkan hamper setiap hari ketemu tidak ada masalah," Tukasnya.

Didi mengakui, kesibukannya di dunia akting tidak dipermasalahkan keluarga. Bahkan, ketekunannya di dunia akting di akui oleh kedua orang tuanya.

"Sangat mendukung mulai dari orangtua, isteri, anak, dan banyak lagi yang mendukung. Dan mereka mengerti, saya mencintai pekerjaan ini," tandasnya.

Didi pun berbagi ilmu bagaimana mempertahankan keharmonisan keluarga. "Saya mengalir saja dan tidak mengharuskan kiat-kiatnya seperti ini atau itu. Intinya masing-masing sadar tentang keberadaannya, saling menghargai, saling menghormati. Karena di atas segala-galanya adalah menghargai dan menghormati. Kayaknya kalau itu sudah terjalin, saya rasa tidak ada masalah," paparnya.

Tak lupa Didi berpesan, jika ingin menjadi aktor ataupun aktris yang kunci utamanya adalah mencintai dunia yang dikerjakannya.

"Kalau pesan saya belajar, mencintai dan melakukan kegiatan tersebut. Karena kalau sudah mencintai, saya kira sudah mencakup semuanya," tukasnya.

Humor : "Makanan yang Paling Haram"

Ajudan: "Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?"
Gus Dur: "Babi!"
Ajudan: "Yang lebih haram lagi?"
Gus Dur: "Mmmmm ... babi mengandung babi!"
Ajudan: "Yang paling haram?"
Gus Dur: "Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!"

Humor : "Orang Pintar Milih Tolak Angin"

Tiga hari menjelang diadakannya kegiatan kampanye untuk pemilihan presiden, terjadi diskusi antara mantan Presiden Gus Dur dengan wartawan yang berusaha mewawancarinya.

Wartawan: "Menurut Anda, untuk saat ini parpol mana yang mewakili peluang paling besar untuk menang Gus."
Gus Dur: "Wah ... saya juga nggak ngerti tuh, soale kan pemilihan sekarang dilakukan langsung oleh rakyat, jadi ya kita lihat saja nanti."
Wartawan: "Oya Gus, mengapa dalam setiap kampanye mereka, parpol-parpol tersebut senang sekali membodohi rakyat?"
Gus Dur: "Soale kalau pintar, rakyat nggak bakalan mungkin milih parpol-parpol itu. Orang pintar kan milih Tolak Angin ..."

Joke : "Mumi 225 M"

Suatu saat Gus Dur bersama dengan sahabatnya Bill Clinton sedang berjalan-jalan di sebuah museum di Lambah Baliem, Papua. Lalu mereka melihat sebuag mumi yang di bawahnya bertuliskan 225 M.

Bill Clinton: "225 M itu maksudnya apa ya?"
Gus Dur: "Mungkin itu nomor mobil yang menabraknya dulu."

Joke : "Becak, Dilarang Masuk!"

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku: setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit ) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu "becak dilarang masuk". Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak.

"Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini," bentak pak polisi. "Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong, tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk," jawab si tukang becak .

"Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk," bentak pak polisi lagi.

"Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini," jawab si tukang becak sambil cengengesan.

Humor : "Gus Dur Ngaku Ikut KKN"

Bicara korupsi lagi, Gus Dur sendiri malah langsung ngaku kalau dia memang KKN. Kalau tidak salah, waktu itu saat ada acara pengajian dalam rangka peringatan Suro di Pesantren Tegalrejo.

"Semua presiden itu KKN kok. Presiden pertama, Kanan Kiri Normal. Presiden kedua, Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga, Kecil Kecil Nekat. Presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN alias Kanan Kiri Nuntun."

Selasa, April 22, 2008

Lowongan kerja

ATRI DISTRIBUSINDO, PT


Kami perusahaan distribusi FMCG multinasional yang berkembang pesat dan memiliki 59 cabang di seluruh wilayah Indonesia.


posisi :

ACCOUNTING MANAGER (ACM)

deskripsi kerja :

-

syarat :

1. Pria/ Wanita maksimal 38 tahun
2. Pendidikan minimal S1 Akuntansi
3. Pengalaman minimal 5 tahun di bidang Accounting (diutamakan pada perusahaan FMCG)
4. Berpengalaman min 2 tahun bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik)

fasilitas :


  • Kontak

    • website : www.atri.co.id
    • email contact : pga@atri.co.id
    • alamat : PT. Atri Distribusindo
      PO BOX 137/ BMD-TNG 15330
  • Masa berlaku

    • dibuka : 22 April 2008
    • ditutup : 3 Mei 2008

LOWONGAN KERJA

ATRI DISTRIBUSINDO, PT


Kami perusahaan distribusi FMCG multinasional yang berkembang pesat dan memiliki 59 cabang di seluruh wilayah Indonesia.

posisi :

TEAM LEADER (TL)

deskripsi kerja :

-

syarat :

1. Pria, maksimal 26 tahun
2. Pendidikan min D3
3. Pengalaman min 3 tahun sebagai Team Leader
4. Lancar berbahasa Inggris
5. Bersedia ditempatkan si seluruh wilayah operasi PT.Atri
6. Diutamakan memiliki pengetahuan mengenai dunia ponsel dan teknologi
7. Tinggi badan min 165cm

fasilitas :

-

pengalaman : 3 thn - 4 thn
lokasi kerja : Seluruh Indonesia
gaji : negotiable

Trainer Of The Trainers

April 22, 2008 | artikel ini dibaca 1 kali

WAKTU : Sabtu, 26 april 2008

Session I Pkl. 10.00 - 12.00 WIB

Session II Pkl. 14.00 - 16.00 WIB

TEMPAT : Hotel Grand Aquila (Maluku Room)

Jl. Dr. Djundjunan No. 116, Bandung

PEMBICARA : Redwin Sitindjak, MBA (Master of Finance & Investment, Universcity of Oklahoma)

MATERI : - Rahasia untuk mendapatkan dan menggunakan dana orang lain untuk mendapatakan profit

- Rahasia untutk memahami dan memanfaatkan secara tuntans salah satu varian option predictable untuk meraih profit yang berlipat- lipat, bahkan pada saat harga saham turun.

INVESTASI : Rp. 250.000,-/org termasuk coffe break, modul dan CD

Khusus Rp. 150.000,-/org (bagi 20 pendaftar pertama)

INFORMASI HUBUNGI :

(022) 70281007, 081320281007

KAUST Discovery Scholarship

Beasiswa penuh untuk mahasiswa jurusan Teknik dan Sains

King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), sebuah universitas untuk pendidikan pasca-sarjana yang berbasis riset dan akan dibuka di kawasan Laut Merah pada bulan September 2009, menawarkan beasiswa bagi calon pemimpin masa depan di bidang teknik dan sains

Beasiswa yang diperoleh :

  • Uang kuliah untuk menyelesaikan pendidikan S1 yang sedang dijalani sekarang
  • Tunjangan hidup, tunjangan buku dan tunjangan komputer
  • Langsung diterima di program S2 di KAUST dengan beasiswa penuh

Mahasiswa berprestasi yang masih menyisakan waktu 1 sampai 3 tahun untuk lulus S1 dapat mendaftar sekarang

Kunjungi www.kaust.edu.sa/discovery, atau email ke scholarship@kaust.edu.sa

The Indonesian International
Education Foundation (IIEF)
Menara Imperium Lt.28, Suite B
Jl. HR Rasuna Said Kav 1
Jakarta 12980
Phone : 021 8317330

Australian Leadership Awards Scholarships

The Australian Leadership Awards (ALA) Scholarships are a component of a regional program that aims to develop leadership and build partnerships and linkages within the Asia-Pacific.
They are intended for those who are already leaders or have the potential to assume leadership roles that can influence social and economic policy reform and development outcomes, both in their own countries and in the Asia-Pacific region. The ALA program comprises of Scholarships and Fellowships.
ALA Scholarships are academically elite awards offered to high achievers from the Asia-Pacific region each year to undertake postgraduate study (Masters or Doctorate) and a Leadership Development Program in Australia.
Selection for ALA Scholarships is highly competitive, based on leadership qualities and on academic excellence.
ALA Scholarships are an investment in the future of the Asia-Pacific region. In this regard, ALA scholars are required to return to their home country or the region for two years after they have completed their studies.
In future years, ALA scholars will belong to a unique group - the Australian Scholarships Alumni Network (ASAN) - that will maintain strong and enduring links to Australia. Managed by AusAID as part of Australia’s overseas aid program, ALA Scholarships are open only to citizens of countries in the Asia-Pacific region with which Australia has a significant aid program.
Objectives of ALA Scholarships
ALA Scholarships aim to:
· develop a cadre of leaders advancing regional reform, development and governance
· increase exchange of knowledge and information within the region
· build common purpose and understanding between Australia and the region
· build capacity to address priority regional issues
· build effective networks between Australia and the region
· demonstrate the benefits of Australian education through the provision of high quality education.
Leadership Development Program (LDP)
Through the enhancement of leadership skills, ALA Scholarships seek to empower awardees to participate in social and economic policy and development outcomes in their own countries and in the region. Current and future leaders in the Asia-Pacific region are provided a unique opportunity to explore and harness their leadership potential.
AusAID has invested A$10.128 million over a four year period to deliver a comprehensive Leadership Development Program (LDP) to all ALA scholars.
The LDP comprises a three day conference in Canberra, regional workshops and leadership coaching and practice opportunities. The LDP increases skills in leadership and enhances participants’ understanding of the challenges at national, regional and global levels. LDP aims to help scholars realise their full leadership potential and provides important networking and collaborative opportunities for ALA scholars.
The LDP component of the ALA Scholarship is a valuable opportunity that is not offered through any other scholarship program in the Asia-Pacific region.
Fields of study
Awards are open to all fields of study, however, study programs that relate to the priority themes of international trade, pandemics, security and climate change (including clean energy) are encouraged. Scholarships are not available for military training, or training in areas related to nuclear technology and flying aircraft.
Levels of study
An ALA Scholarship enables candidates to undertake studies leading to a Masters or Doctorate degree in Australia. It does not include Graduate Diplomas, with the exception of those Masters courses that require the completion of a Graduate Diploma as part of the Masters degree.
Who should apply
Outstanding applicants with:
· a very high level of academic achievement at undergraduate and/or postgraduate level
· a high level of English language proficiency
· demonstrated leadership potential and good prospects to influence social and economic policy reform and development outcomes in their home country and in the Asia-Pacific region
· a commitment to participate ASAN on their return home.
Links to specific eligibility requirements are found below.
Applicants seeking to migrate to Australia should NOT apply.
Scholarship benefits
An ALA Masters Scholarship, taken over two years can be valued up to A$150,000.
An ALA Doctorate Scholarship, taken over four years can be valued up to A$300,000.
The amounts above include the following benefits and support:
· A Leadership Development Program worth approximately $17,000
· Introductory Academic Program (IAP): approximately $2,000
· Tuition fees for your approved course of study
· Return air travel to and from Australia
· Costs associated with health checks and visa applications prior to departure for Australia
· Establishment allowance on arrival: $5,000
· Contribution to living expenses: $26,009 per year (commencing July 1, 2008)
· Overseas Student Health Cover (OSHC) for the duration of the award (for award holder only)
· A study enrichment allowance (SEA) to contribute towards field research, academic support, conference participation or the award holder’s reunion travel costs: $2,000 per year (accumulative)

Timeline for applicants
As soon as possible
Undertake all preliminary requirements in preparation for submission of a complete application for 2008, including:
· develop and discuss your Australian study plans with your employer, referees and family
· prepare for and complete an English Language Proficiency test
· collect all required supporting documents (eg passport, birth certificate, university transcripts, referee reports etc)
· arrange certification of true copies and translation of documents into English as required
· conduct research on available Australian courses, attend Australian higher education institutions’ exhibitions where available and request offer of enrolment letter(s) from your preferred institution(s).
1 April 2008
2009 ALA applications opening date.
30 June 2008
Closing date for all applications including online, hard copy and supporting documentation if applicable.
October 2008
Successful applicants advised of outcome of selection process.
October - December 2008
Preparation for commencement of study in Australia, including visa application, travel and housing arrangements, family and employment arrangements.
2009 Australian academic year
Study must commence in Australia (Semester 1 intake in January 2009 and Semester 2 intake in July 2009). Awards cannot be deferred to the following year.

Eligibility
To be eligible for an Australian Leadership Award (ALA) Scholarship, applicants must satisfy the eligibility requirements outlined below.
Citizenship and visa status
Applicants must be a citizen of one of the participating countries listed below.
· Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Cambodia, China, Cook Islands, Federated States of Micronesia, Fiji, India, Indonesia, Iraq, Kiribati, Laos, Maldives, Marshall Islands, Mongolia, Nauru, Nepal, Niue, Palau, Papua New Guinea, Philippines, Samoa, Solomon Islands, Sri Lanka, Thailand, Tokelau, Tonga, Tuvalu, Timor-Leste, Vanuatu, Viet Nam, Wallis & Futuna
Applicants must not have Australian or New Zealand citizenship or permanent residence status, nor be in the process of applying.
Applicants must not be married or engaged to be married to a person who holds or who is eligible to hold Australian or New Zealand citizenship or permanent residence status.
Note that nationals from the Cook Islands, Niue and Tokelau with New Zealand citizenship are eligible to apply.
Successful applicants must meet visa requirements of the Australian Department of Immigration and Citizenship.
Citizens from non-participating countries are ineligible for the ALA Scholarships program but may be eligible for an award under the Endeavour program. For details see www.endeavour.dest.gov.au
Residency status
Applicants must be residing in a country other than Australia and apply from outside Australia.
Academic background
Applicants must have completed a university level qualification which is at least equivalent in standard to an Australian Bachelors degree. Candidates with high level academic results in one or more university level degrees are encouraged to apply.
If you are unsure whether your previous university qualification(s) is equivalent in standard to an Australian Bachelors degree, you should seek advice from the Australian Education Centre located in your home country or in your region. International admissions staff in Australian higher education institutions may also provide applicants with guidance on the equivalence of their previous qualifications to an Australian Bachelors degree.
English Language Proficiency
Applicants are expected to have strong written and spoken English language skills. Applicants must:
· meet the minimum English language requirements to gain direct admission to their nominated higher education course(s) and
· have undertaken one of the following English language proficiency tests no longer than two years prior to the date of application:
o an IELTS Academic Test with an overall score of at least 6.5 and no band less than 6, or
o a TOEFL paper-based test score of at least 580, or
o a TOEFL computer-based test score of at least 237, or
o a TOEFL Internet-based score of at least 92.
Please note: Test results must be attached to your application for an ALA Scholarship. For information about the IELTS and TOEFL tests and for details of the nearest location for you to attend a test, see www.ielts.org [external website] and www.ets.org/toefl/ [external website].
Note also that there is no provision for ALA Scholarship awardees to undertake or receive financial support for any pre-course English training.
Prospective applicants wishing to apply for an ALAScholarship for 2009 but who do not currently meet the required English level for the ALA Scholarships program should take immediate steps to prepare for and undertake an appropriate English test. The cost of any test fees charged by test providers must be borne by the applicant.