Senin, April 21, 2008

Trauma Masa Kecil Ganggu Pola Makan

HATI-HATI bila anak mengalami luka saat masa kecil. Sebuah penelitian menyebutkan trauma saat kecil bisa menyebabkan gangguan pola makan.

Penelitian yang terungkap dalam International Journal of Eating Disorders mengikutsertakan 209 pelajar sebagai subjek penelitian yang harus mengisi kuesioner terkait riwayat kesehatan trauma masa kecil. Selanjutnya, keseluruhan pelajar dibagi dalam beberapa kategori trauma, yakni trauma kejahatan, seksual, atau kematian orang yang dicintai.

Dalam kuesioner tersebut juga terungkap betapa menderitanya anak terhadap peristiwa yang dialami. Rata-rata usia subjek berkisar antara 18-19 tahun, sebanyak 55 persen wanita dan hampir 96,3 persen adalah penduduk Caucasian. Namun, hanya sebagian subjek yang bertahan dan sekitar 30 persen tidak meneruskan penelitian.

Dalam temuan peneliti terungkap bahwa riwayat kesehatan trauma dari perceraian orangtua, kematian orang yang dicintai, dan kekerasan fisik maupun seksual lebih menguatkan gejala gangguan makan. Sebagai contoh, pelajar yang mengalami trauma kekerasan di masa lalu akan menghindari mengonsumsi daging, kebiasaan makan berlebihan, atau penggunaan pil diet. Sementara itu, gejala lain seperti muntah dan penggunaan pil diet ketat akibat trauma karena perceraian atau kematian orang yang dicintai.

Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa anak korban pelecehan seksual akan meningkatkan risiko bulimia atau anoreksia. Karena itulah, dapat ditarik kesimpulan bahwa trauma di masa kecil bisa menyebabkan gangguan pola makan meningkat.

"Bagi anak-anak yang trauma akan berisiko dua kali mengalami gangguan makan dan mengalami gangguan pada semester berikutnya," ujar Associate Professor of Psychology at Syracuse University di New York Dr Joshua M Smyth.

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai langkah pencegahan gangguan makan. Diestimasikan, sebanyak 2-4 persen pelajar mengalami gangguan makan. Masih dalam catatan Smyth, masih ada beberapa gejala lagi untuk mengenali tanda-tanda gangguan makan.

Bukti langsung, Smyth menyarankan pada mereka yang mengalami gangguan makan bisa melihat riwayat kesehatan mereka sebagai langkah awal. Bekal riwayat kesehatan bisa membuka celah untuk menambah informasi yang ada. Mendiagnosis lebih jeli juga bisa membantu menentukan jenis perawatan yang tepat.

Tidak ada komentar: