Selasa, April 29, 2008

Buku Masak : Melacak Warisan Rasa Tempo Doeloe


Ada gulai babat, lindung cah fumak, lumpia udang, lontong opor, es krim spaghetti hingga es teler yang semuanya dijamin enak. Sudah teruji oleh waktu karena hingga generasi ketiga tetap terjaga kualitas rasanya. Ingin mencicipinya sambil menelusuri lorong waktu? Simak dulu buku yang satu ini!

Buku setebal 96 halaman ini berjudul 'Tempat Makan Jakarta Tempo Doeloe' ini diluncurkan hari Jum'at, 29 Februari yang lalu. Yang menjadi sangat istimewa buku mungil ini merupakan hasil karya anggota komunitas Jalansutra. Sebuah milis yang beranggotakan para penyuka makan dan jalan-jalan yang dikomandani oleh Bondan Winarno.

Di halaman pengantar dari Bondan Winarno menyatakan soal 'kecerdasan rasa' yang perlu dimiliki untuk bisa menilai suatu makanan. Kecerdasan rasa inilah yang merupakan keunggulan para anggota milis Jalansutra yang menysusun buku ini. Tentu saja buku ini ditulis berdasarkan review yang dilakukan secara 'in cognito' oleh mereka sehingga hasilnya dijamin lebih obyektif.

Jakarta kini memang sudah dipenuhi oleh hiruk-pikuk aneka makanan. Tak hanya yang berasal dari berbagai daerah di tanah air tetapi juga dari berbaga negara. Pokoknya mau makan apa saja bisa di Jakarta ini. Bagaimanakah nasib rumah makan, restoran atau warung makan yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Mampukah mereka bersaing dengan hiruk-pikuk makanan yang mengepung Jakarta? Jawabannya memang terulas lengkap dalam buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rumah dari kelompok Kompas Gramedia.

Buktinya Gado-Gado Bonbin dan Taman Sari tetap bisa menyajikan racikan gado-gado dengan pakem seperti puluhan tahun silam, sama dengan yang diwarisi dari generasi sebelumnya. Bukan hanya rasa bumbu yang pas tetapi juga suasana atau setting restoran yang nyaris tak berubah selalu memanggil orang untuk singgah kembali. Tak berbeda dengan Soto Mie Tanah Abang dan Soto Padang St.Mangkuto yang tak pernah berubah untuk menambah jenis hidangan. Tetap fokus dengan satu hidangan dengan racikan yang nyaris abadi.

Demikian juga dengan resto yang punya banyak pilihan makanan seperti resto Trio, resto Angke atau rumah makan Pondok Djaja. Nyaris semua hidangan unggulan tetap memiliki rasa dan penampilan yang sama. Hasilnya 6 orang generasi muda yang cinta makanan yang menulis buku ini masih bisa merasakan kehebatan cita rasa masa lalu itu. Lengkap dengan point plus minus dan komentar para pencicipnya. Petualangan para penulis juga merambah hingga ke jenis minuman hingga kue-kue. Misalnya, es kopi, es campur dan es teler buatan Sinar Garut, es krim olahan Ragusa serta es kelapa yang selalu jadi andalan Binatu An. Minuman bersoda dan cokelat pun tak luput dari pengamatan penulis.

Hanya sayang setelah dipatok dengan judul 'Jakarta Tempo Doeloe' ternyata terselip juga makanan di daerah Cibinong dan Bogor (Tape Uli dan Laksa). Padahal masih ada beberapa tempat makan 'jadoel' lain di Jakarta yang luput dari liputan sehingga buku ini bisa lebih padat. Lepas dari kekurangan tersebut buku ini bisa dijadikan acuan jika Anda ingin bersantai sambil melacak warisan kuliner masa lalu. Kesederhanaan dengan sentuhan cita rasa yang terjaga kualitasnya.

Tempat Makan Jakarta Tempo Doloe
Penerbit "Pustaka Rumah", Februari 2008
Harga: Rp 29.000,00

Tidak ada komentar: